Uang Muka bisa dibilang sebagai perhentian menuju album penuh bertajuk Membangun dan Menghancurkan.
“Kami merasa Membangun dan Menghancurkan butuh pengalaman dan kedalaman bermusik yang lebih dibanding apa yang kami punya pada saat itu,” kata vokalis Baskara, dalam keterangan pers yang diterima Medcom.id.
Uang Muka sekaligus jadi cara .Feast untuk mengasah kemampuan bermusik mereka, sebelum melanjutkan perjalanan dengan materi-materi lain. Masing-masing personel .Feast mendapat kesempatan untuk menjadi produser pada masing-masing lagu yang mereka tulis untuk album mini ini.
Uang Muka juga meneruskan tradisi .Feast yang selalu membuat dunia tersendiri dalam album-album yang mereka buat, sebagai latar imajiner lagu. Pada album mini ini, mereka mengusung dunia khayal yang mereka namai Earth-08, sebuah dunia yang dalam segala hal bersifat komersial.
Masa pandemi yang kita semua alami turut memberi pengaruh dalam proses kreatif pembuatan album ini. Baskara menulis lagu berjudul Dapur Keluarga, sebuah refleksi sejauh mana para tulang punggung keluarga mencari uang di tengah situasi sulit, bahkan beberapa terpaksa harus mencari uang dengan melanggar etika dan norma.
Potret lain dari album ini adalah lagu berjudul Komodifikasi yang ditulis gitaris Adnan. Lagu ini menyorot media sosial yang menjadi sarana menghasilkan uang.
“Secara keseluruhan, Uang Muka sudah bisa dianggap sebuah kesuksesan bagi .Feast karena memungkinkan tiap personel bisa lebih leluasa dalam berekspresi dan berkreasi. Di samping itu, kementokan yang dirasakan dalam mengerjakan album Membangun dan Menghancurkan menjadi teratasi berkat ilmu yang didapat melalui penggarapan Uang Muka,” tulis .Feast dalam keterangan pers.
.Feast terdiri dari Baskara Putra (vokal), Adnan Satyanugraha Putra (gitar), Fadli “Awan” Fikriawan (bass), Dicky Renanda (gitar) dan Adrianus Aristo Haryo alias Ryo Bodat (drum).
Uang Muka bisa dibilang sebagai perhentian menuju album penuh bertajuk Membangun dan Menghancurkan.
“Kami merasa Membangun dan Menghancurkan butuh pengalaman dan kedalaman bermusik yang lebih dibanding apa yang kami punya pada saat itu,” kata vokalis Baskara, dalam keterangan pers yang diterima Medcom.id.
Uang Muka sekaligus jadi cara .Feast untuk mengasah kemampuan bermusik mereka, sebelum melanjutkan perjalanan dengan materi-materi lain. Masing-masing personel .Feast mendapat kesempatan untuk menjadi produser pada masing-masing lagu yang mereka tulis untuk album mini ini.
Uang Muka juga meneruskan tradisi .Feast yang selalu membuat dunia tersendiri dalam album-album yang mereka buat, sebagai latar imajiner lagu. Pada album mini ini, mereka mengusung dunia khayal yang mereka namai Earth-08, sebuah dunia yang dalam segala hal bersifat komersial.
Masa pandemi yang kita semua alami turut memberi pengaruh dalam proses kreatif pembuatan album ini. Baskara menulis lagu berjudul Dapur Keluarga, sebuah refleksi sejauh mana para tulang punggung keluarga mencari uang di tengah situasi sulit, bahkan beberapa terpaksa harus mencari uang dengan melanggar etika dan norma.
Potret lain dari album ini adalah lagu berjudul Komodifikasi yang ditulis gitaris Adnan. Lagu ini menyorot media sosial yang menjadi sarana menghasilkan uang.
“Secara keseluruhan, Uang Muka sudah bisa dianggap sebuah kesuksesan bagi .Feast karena memungkinkan tiap personel bisa lebih leluasa dalam berekspresi dan berkreasi. Di samping itu, kementokan yang dirasakan dalam mengerjakan album Membangun dan Menghancurkan menjadi teratasi berkat ilmu yang didapat melalui penggarapan Uang Muka,” tulis .Feast dalam keterangan pers.
.Feast terdiri dari Baskara Putra (vokal), Adnan Satyanugraha Putra (gitar), Fadli “Awan” Fikriawan (bass), Dicky Renanda (gitar) dan Adrianus Aristo Haryo alias Ryo Bodat (drum).
Uang Muka bisa dibilang sebagai perhentian menuju album penuh bertajuk Membangun dan Menghancurkan.
“Kami merasa Membangun dan Menghancurkan butuh pengalaman dan kedalaman bermusik yang lebih dibanding apa yang kami punya pada saat itu,” kata vokalis Baskara, dalam keterangan pers yang diterima Medcom.id.
Uang Muka sekaligus jadi cara .Feast untuk mengasah kemampuan bermusik mereka, sebelum melanjutkan perjalanan dengan materi-materi lain. Masing-masing personel .Feast mendapat kesempatan untuk menjadi produser pada masing-masing lagu yang mereka tulis untuk album mini ini.
Uang Muka juga meneruskan tradisi .Feast yang selalu membuat dunia tersendiri dalam album-album yang mereka buat, sebagai latar imajiner lagu. Pada album mini ini, mereka mengusung dunia khayal yang mereka namai Earth-08, sebuah dunia yang dalam segala hal bersifat komersial.
Masa pandemi yang kita semua alami turut memberi pengaruh dalam proses kreatif pembuatan album ini. Baskara menulis lagu berjudul Dapur Keluarga, sebuah refleksi sejauh mana para tulang punggung keluarga mencari uang di tengah situasi sulit, bahkan beberapa terpaksa harus mencari uang dengan melanggar etika dan norma.
Potret lain dari album ini adalah lagu berjudul Komodifikasi yang ditulis gitaris Adnan. Lagu ini menyorot media sosial yang menjadi sarana menghasilkan uang.
“Secara keseluruhan, Uang Muka sudah bisa dianggap sebuah kesuksesan bagi .Feast karena memungkinkan tiap personel bisa lebih leluasa dalam berekspresi dan berkreasi. Di samping itu, kementokan yang dirasakan dalam mengerjakan album Membangun dan Menghancurkan menjadi teratasi berkat ilmu yang didapat melalui penggarapan Uang Muka,” tulis .Feast dalam keterangan pers.
.Feast terdiri dari Baskara Putra (vokal), Adnan Satyanugraha Putra (gitar), Fadli “Awan” Fikriawan (bass), Dicky Renanda (gitar) dan Adrianus Aristo Haryo alias Ryo Bodat (drum).
Uang Muka bisa dibilang sebagai perhentian menuju album penuh bertajuk Membangun dan Menghancurkan.
“Kami merasa Membangun dan Menghancurkan butuh pengalaman dan kedalaman bermusik yang lebih dibanding apa yang kami punya pada saat itu,” kata vokalis Baskara, dalam keterangan pers yang diterima Medcom.id.
Uang Muka sekaligus jadi cara .Feast untuk mengasah kemampuan bermusik mereka, sebelum melanjutkan perjalanan dengan materi-materi lain. Masing-masing personel .Feast mendapat kesempatan untuk menjadi produser pada masing-masing lagu yang mereka tulis untuk album mini ini.
Uang Muka juga meneruskan tradisi .Feast yang selalu membuat dunia tersendiri dalam album-album yang mereka buat, sebagai latar imajiner lagu. Pada album mini ini, mereka mengusung dunia khayal yang mereka namai Earth-08, sebuah dunia yang dalam segala hal bersifat komersial.
Masa pandemi yang kita semua alami turut memberi pengaruh dalam proses kreatif pembuatan album ini. Baskara menulis lagu berjudul Dapur Keluarga, sebuah refleksi sejauh mana para tulang punggung keluarga mencari uang di tengah situasi sulit, bahkan beberapa terpaksa harus mencari uang dengan melanggar etika dan norma.
Potret lain dari album ini adalah lagu berjudul Komodifikasi yang ditulis gitaris Adnan. Lagu ini menyorot media sosial yang menjadi sarana menghasilkan uang.
“Secara keseluruhan, Uang Muka sudah bisa dianggap sebuah kesuksesan bagi .Feast karena memungkinkan tiap personel bisa lebih leluasa dalam berekspresi dan berkreasi. Di samping itu, kementokan yang dirasakan dalam mengerjakan album Membangun dan Menghancurkan menjadi teratasi berkat ilmu yang didapat melalui penggarapan Uang Muka,” tulis .Feast dalam keterangan pers.
.Feast terdiri dari Baskara Putra (vokal), Adnan Satyanugraha Putra (gitar), Fadli “Awan” Fikriawan (bass), Dicky Renanda (gitar) dan Adrianus Aristo Haryo alias Ryo Bodat (drum).