Ini adalah singel kedua setelah sebelumnya Edwin merilis lagu berjudul Sore, pada 2016.
“Ini pertama kalinya saya menampilkan diri bernyanyi dalam sebuah karya
rekaman. Sekaligus sebagai gitaris, bassis, pencipta lagu dan produser. Saya
dibantu oleh Axel Andaviar pada drum, yang juga merupakan personel
Cokelat saat ini.”
“Liriknya terinspirasi dari peran saya sebagai ayah dari dua anak. Selalu
melindungi mereka sebaik-baiknya, selamanya. Anak-anakku, pasangan
hidupku, dan keluargaku tercinta. ‘Demi Nafasmu’ juga dirilis persis di
momen hari ulang tahun ketujuh anak saya, Askhi,” seperti tertulis dalam keterangan pers yang diterima Medcom.id.
Sebenarnya lagu ini sudah ditulis Edwin sejak 10 tahun lalu, namun pada 2019, dia kembali menggubah lagu ini sampai akhirnya memutuskan untuk merekamnya.
Edwin sendiri mengaku terinspirasi dari band-band alternatif era 1990-an seperti Incubus, dan Smashing Pumpkins, dalam mengaransemen singel ini.
“Menggarap lagu ini tidak mengandalkan sound distorsi yang ‘keras’. Beda
dengan cara saya menggarap (lagu-lagu) Cokelat yang kental akan karakter
distorsi gitar, tempo cepat dan beat yang lebih atraktif,” lanjut Edwin.
Demi Nafasmu sudah dapat didengar di berbagai platform streaming musik digital.
Ini adalah singel kedua setelah sebelumnya Edwin merilis lagu berjudul Sore, pada 2016.
“Ini pertama kalinya saya menampilkan diri bernyanyi dalam sebuah karya
rekaman. Sekaligus sebagai gitaris, bassis, pencipta lagu dan produser. Saya
dibantu oleh Axel Andaviar pada drum, yang juga merupakan personel
Cokelat saat ini.”
“Liriknya terinspirasi dari peran saya sebagai ayah dari dua anak. Selalu
melindungi mereka sebaik-baiknya, selamanya. Anak-anakku, pasangan
hidupku, dan keluargaku tercinta. ‘Demi Nafasmu’ juga dirilis persis di
momen hari ulang tahun ketujuh anak saya, Askhi,” seperti tertulis dalam keterangan pers yang diterima Medcom.id.
Sebenarnya lagu ini sudah ditulis Edwin sejak 10 tahun lalu, namun pada 2019, dia kembali menggubah lagu ini sampai akhirnya memutuskan untuk merekamnya.
Edwin sendiri mengaku terinspirasi dari band-band alternatif era 1990-an seperti Incubus, dan Smashing Pumpkins, dalam mengaransemen singel ini.
“Menggarap lagu ini tidak mengandalkan sound distorsi yang ‘keras’. Beda
dengan cara saya menggarap (lagu-lagu) Cokelat yang kental akan karakter
distorsi gitar, tempo cepat dan beat yang lebih atraktif,” lanjut Edwin.
Demi Nafasmu sudah dapat didengar di berbagai platform streaming musik digital.
Ini adalah singel kedua setelah sebelumnya Edwin merilis lagu berjudul Sore, pada 2016.
“Ini pertama kalinya saya menampilkan diri bernyanyi dalam sebuah karya
rekaman. Sekaligus sebagai gitaris, bassis, pencipta lagu dan produser. Saya
dibantu oleh Axel Andaviar pada drum, yang juga merupakan personel
Cokelat saat ini.”
“Liriknya terinspirasi dari peran saya sebagai ayah dari dua anak. Selalu
melindungi mereka sebaik-baiknya, selamanya. Anak-anakku, pasangan
hidupku, dan keluargaku tercinta. ‘Demi Nafasmu’ juga dirilis persis di
momen hari ulang tahun ketujuh anak saya, Askhi,” seperti tertulis dalam keterangan pers yang diterima Medcom.id.
Sebenarnya lagu ini sudah ditulis Edwin sejak 10 tahun lalu, namun pada 2019, dia kembali menggubah lagu ini sampai akhirnya memutuskan untuk merekamnya.
Edwin sendiri mengaku terinspirasi dari band-band alternatif era 1990-an seperti Incubus, dan Smashing Pumpkins, dalam mengaransemen singel ini.
“Menggarap lagu ini tidak mengandalkan sound distorsi yang ‘keras’. Beda
dengan cara saya menggarap (lagu-lagu) Cokelat yang kental akan karakter
distorsi gitar, tempo cepat dan beat yang lebih atraktif,” lanjut Edwin.
Demi Nafasmu sudah dapat didengar di berbagai platform streaming musik digital.
Ini adalah singel kedua setelah sebelumnya Edwin merilis lagu berjudul Sore, pada 2016.
“Ini pertama kalinya saya menampilkan diri bernyanyi dalam sebuah karya
rekaman. Sekaligus sebagai gitaris, bassis, pencipta lagu dan produser. Saya
dibantu oleh Axel Andaviar pada drum, yang juga merupakan personel
Cokelat saat ini.”
“Liriknya terinspirasi dari peran saya sebagai ayah dari dua anak. Selalu
melindungi mereka sebaik-baiknya, selamanya. Anak-anakku, pasangan
hidupku, dan keluargaku tercinta. ‘Demi Nafasmu’ juga dirilis persis di
momen hari ulang tahun ketujuh anak saya, Askhi,” seperti tertulis dalam keterangan pers yang diterima Medcom.id.
Sebenarnya lagu ini sudah ditulis Edwin sejak 10 tahun lalu, namun pada 2019, dia kembali menggubah lagu ini sampai akhirnya memutuskan untuk merekamnya.
Edwin sendiri mengaku terinspirasi dari band-band alternatif era 1990-an seperti Incubus, dan Smashing Pumpkins, dalam mengaransemen singel ini.
“Menggarap lagu ini tidak mengandalkan sound distorsi yang ‘keras’. Beda
dengan cara saya menggarap (lagu-lagu) Cokelat yang kental akan karakter
distorsi gitar, tempo cepat dan beat yang lebih atraktif,” lanjut Edwin.
Demi Nafasmu sudah dapat didengar di berbagai platform streaming musik digital.