Jakarta: Rencana jaringan bioskop Cinema XXI untuk kembali buka pada akhir Juli harus kandas setelah tidak mendapat restu dari pemerintah. Kini, wacana pembukaan bioskop kembali mengemuka.
Bioskop menjadi salah satu tempat yang belum diperbolehkan untuk buka kembali karena bisa menjadi tempat penularan virus covid-19. Namun, rencana pembukaan bioskop mulai mendapat hijau dengan syarat yang ketat seperti aturan penerapan protokol kesehatan.
Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Pertimbangan Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI) meminta pembukaan bioskop benar-benar dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Firman tidak ingin pembukaan bioskop nantinya jadi klaster baru penyebaran virus korona seperti yang terjadi di Korea Selatan.
“Kami tidak ingin bioskop buru-buru dibuka. Karena kalau bioskop dibuka tidak menjamin penonton akan datang. Kita ingin agar semua pandemi ini benar-benar selesai. Jangan sampai seperti di Korea di mana bioskop menjadi klaster baru,” kata Firman Bintang dalam webinar yang diselenggarakan Direktorat Perfilman Musik dan Media Baru (PMBB) Kemendikbud RI dan Komunitas Pewarta Hiburan Indonesia (Kophi).
Menurut Firman, bioskop saat ini bukan lagi jadi satu-satunya tempat film ditayangkan. Sejak pandemi korona, layanan streaming film menjadi alternatif. Bahkan tak jarang rumah produksi menayangkan secara eksklusif film mereka di layanan streaming film.
“Jualannya saat sekarang tidak melulu via bioskop. Bisa lewat media baru lainnya. Dari streaming hingga TV langganan berbayar. Serta OTT (Over The Top). Atau media yang mengacu pada konten dalam bentuk audio, video, dll yang ditransmisikan via Internet tanpa mengharuskan pengguna untuk berlangganan layanan TV kabel atau satelit tradisional seperti Comcast,” jelas Firman.
Firman pun berharap pandemi korona segera berakhir. Pasalnya, industri film dan para pelakunya menjadi salah satu sektor yang terkena dampak besar dari pandemi ini.
“Kita harus bergandengan bersama, dan saling membangkitkan, demi tetap bertahan di kondisi yang sangat tidak mudah ini. Sekaligus momentum Covid-19 ini jadikan cerminan, jangan sampai kita kehilangan semangat, sekaligus kreativitas. Karena mata uang yang sebenarnya dalam industri ini adalah kreativitas,” ucap Firman.