Jakarta: 10 tahun sudah Fraud menjaga eksistensi. Grup yang beranggotakan Bayu Hastutama (vokal), Keceng (gitar), Soullamb (bas), Rama Nada (drum), menandai satu dekade perjalanan mereka dengan merilis album ketiga bertajuk Sanctuary, melalui Blackandje Records.
Menariknya, Fraud merekam materi album ini di dua studio yang berbeda kota, guna mencapai hasil yang maksimal. Kedua studio itu adalah Inferno Studio (Surabaya), dan Fun House Studio (Bandung).
Dalam keterangan pers yang diterima Medcom.id, album ketiga ini mereka sebut memiliki unsur thrash yang lebih tebal dan lebih metalik. Dari segi konten, album ini adalah sikap Fraud terhadap berbagai permasalahan sosial yang terjadi.
“Dalam proses penulisan lirik, di album ini Fraud berupaya untuk merangkai sebuah kisah tentang manusia-manusia yang menyangkal doktrin lunatik warisan leluhurnya. Sanctuary atau yang berarti ‘suaka’, dimaksudkan Fraud sebagai ruang eksplorasi manusia untuk menemukan kebenaran masing-masing. Lewat caranya masing-masing.”
“Sekaligus, album ini adalah deklarasi sikap dari Fraud yang mengutuk kelompok-kelompok intoleran. Yang memaksakan dunia menjadi seragam, dan mengikuti jalan mereka, para pemuja dogma lama dan mengandaikan kebenaran adalah milik mereka semata,” jelas Fraud terkait isi lirik dari album ini.
Ilustrasi album dikerjakan oleh Redi Murti. Redi dikenal kerap mengkritisi konflik horizontal dan narasi marjinal lewat karyanya.
“Di album ini, saya mau menceritakan tentang upaya sebuah generasi keluar dari dogma sesat yang diwariskan leluhurnya. Menurutku, tidak semua doktrin warisan harus ditelan mentah-mentah. Kita sebagai manusia memiliki hak untuk mencari kebenaran menurut kita masing masing, dan memangkas rantai doktrin,” ujar Bayu Hastutama, vokalis Fraud.