Jakarta: Disjoki Dipha Barus membeberkan awal mula ketertarikannya memproduseri lagu elektronik. Ini bermula ketika dirinya menyaksikan kanal YouTube Sflogicninja besutan David Earl pada 2006.
“Gue memang sekolah musik dari kecil cuman gak pernah secara serius menekuni satu instrumen. Tapi ketika minat untuk nge-DJ sudah mulai terbangun, gue inget banget kanal pertama yang menguatkan ketertarikan gue akan dunia song producing adalah kanal ini,” kata Dipha melalui rilis yang diterima Medcom.id, Selasa 7 Juli 2020.
Dipha kemudian mulai keranjingan menyaksikan tutorial memproduseri lagu dari kanal YouTube tersebut. Menyaksikan tutorial dari YouTube diakui Dipha membantunya mudah mengerti musik.
“Gue enggak pernah sekolah formal untuk menjadi produser, gue cuman ikutin tutorial dari hal semudah cara memasukkan audio ke workstation hingga yang lebih kompleks. Gue memilih untuk ngulik semuanya dari beragam tutorial di YouTube karena tutorial yang ada cukup mudah dimengerti dan sesuai sama minat gue. Seiring berkembangnya karier gue pun, semua teknik yang gue punya, gue pelajari dari YouTube,” cerita Dipha.
Dipha mengakui, kemampuan bermusiknya juga terbentuk karena tumbuh dari keluarga yang memiliki musikalitas tinggi. Dipha juga pernah mengikuti sekolah musik yang dinaungi musisi besar macam Dwiki Dharmawan, Indra Lesmana dan Jeffrey Tahalele.
Tetapi salah satu momen yang membuka perspektifnya terhadap musik ketika dirinya menemukan album band Nirvana di salah satu toko musik. Dia tertarik pada sampul dari album tersebut.
“Album tersebut bisa dibilang suatu titik balik buat gue. Dari situ gue menyadari bagaimana musik tidak hanya mampu mengekspresikan kebahagiaan atau kesedihan, tetapi juga kemarahan dan berbagai macam perasaan dan pernyataan. Sejak itu, gue mulai mendalami dan mempelajari bagaimana beragam musisi mengekspresikan pikiran dan perasaannya melalui suara yang berbeda,” jelas Dipha.
Semangat belajar tinggi terus diasah Dipha hingga di masa pandemi virus korona. Pandemi tak menghentikan ketertarikannya dalam mengulik dan memproduseri musik dari tayangannya di kanal YouTube.
“Setiap pagi, gue selalu menyempatkan diri untuk belajar sesuatu hal baru di YouTube. Mulai dari teknik mixing, ulasan musik dari kreator atau kanal YouTube di luar negeri seperti The Needle Drop oleh Anthony Fantano, Kenny Beats, hingga beberapa fenomena ilmiah yang lumayan menarik buat gue,” ucap dia.
Tak hanya menjadi penonton, Dipha kini juga sudah memiliki akun YouTube-nya sendiri bertajuk Dipha Barus. Melalui kanal YouTube tersebut, Dipha memasukkan karya-karyanya yang didapatkan dari rutinitas sehari-hari.
“Gue selalu ingin menghasilkan suatu karya yang jujur dari diri gue yang semoga bisa menghibur banyak orang diluar sana yang merasakan keresahan yang sama, juga mengerti pesan yang ingin disampaikan,” tandas Dipha.