Perubahan iklim telah memberi dampak besar bagi dunia, tak terkecuali Indonesia. Gletser abadi, Puncak Jaya di Papua ikut terkena dampak dari kian memanasnya suhu planet ini.
Gletser yang berada di Taman Nasional Lorentz di provinsi Papua adalah gletser tropis terakhir di Asia. Beberapa orang menyebutkan ‘Gletser Keabadian’ yang meski tentu tidak akan bisa bertahan lama.
“Bahkan, sebagian orang Indonesia tidak mengetahui bahwa kita memiliki gletser. Es-nya sudah mencair sejak revolusi industri,” kata Donaldi Permana, peneliti senior di biro meteorologi Indonesia BMKG seperti dikutip darii ABC, Sabtu (5/12/2020).
Dr. Donaldi mengatakan bahwa Puncak Jaya memang tidak ada es dipuncaknya, namun di sekitarnya ada beberapa lapisan es yang dulunya adalah satu gletser besar.
Pada ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut, penurunan suhu dan hujan berubah menjadi salju, selanjutnya akan membentuk es dan memadat menjadi gletser.
Indonesia adalah salah satu wilayah terbasah di bumi, dan hujan turun di kawasan Papua hampir 300 hari dalam setahun.
Akan tetapi suhu yang memanas membuat hujan tidak lagi berubah menjadi salju. Akibatnya, gletser mencair dari atas dan bawah.
Proses mencairnya es yang cepat tersebut terlihat dari data grafis penyusutan luasan wilayah gletser dari tahun 1850-2018.
- Tahun 1850: luas gletser 19,3 km2
- Tahun 1972: luas gletser 7,3 km2
- Tahun 2018: luas gletser 0,5 km2
Para ilmuwan memperkirakan bahwa gletser Puncak Jaya akan benar-benar menghilang pada tahun 2026, tetapi diprediksi kemungkinan bisa punah atau menghilang pada tahun 2021. Ini menjadi petunjuk penting bagaimana perubahan iklim bumi semakin dekat.