Film “Kutukan Peti Mati” baru saja merilis trailer resmi sebagai pengantar kepada penonton. Film ini merupakan debut dari Balai Pustaka yang diproduksi oleh Adroit Indonesia, diadaptasi dari novel “Sarchophagus Onrust” yang mengisahkan tentang tragedi sejarah yang pernah terjadi di Kepulauan Onrust.
Cerita yang menarik inilah yang membuat Irham Acho Bahtiar tertarik untuk menyutradarai film ini. Sebelumnya, Acho telah mengarahkan banyak film komedi seperti “Melody Kota Rusa” (2010), “Epen Cupen The Movie” (2015), “Security Ugal-ugalan” (2017), “Molulo: Jodoh Tak Bisa Dipaksa” (2017), “Bodyguard Ugal-ugalan” (2018), “Horas Amang: Tiga Bulan untuk Selamanya” (2019), hingga “Molulo 2: Jodohku yang Mana?” (2020).
“Sebenarnya saya menghindari beberapa genre horor yang horor murni seperti pocong-pocongan, kuntilanak begitu. Justru yang saya dapatkan di cerita ini di novel Sarcophagus Onrust ini suatu horor yang unik. Yang tidak seperti horor lainnya,” kata Irham Acho Bahtiar.
Baca juga : Setelah Penerbit, Percetakan, dan Multimedia, Balai Pustaka Masuk Dunia Perfilman
Acho menjamin bahwa film “Kutukan Peti Mati” akan berbeda dengan film horor lainnya karena memiliki jalan cerita yang unik. Film ini menggabungkan antara sejarah yang nyata dan cerita fiksi.
“Adanya unsur fantasi itu yang saya suka, dan tidak terlalu banyak hantu-hantu yang biasanya apa ya orang bilang sudah terlalu biasa begitu. Kalau di sini ceritanya lebih banyak menjual tentang misteri teka-teki; dan punya hantu-hantu yang cukup unik yang jarang ada. Itu yang membuat saya tertarik waktu melihat cerita ini,” jelasnya.
Baca juga : Syuting Mantra Surugana Sitha Marino : Pengalaman Tak Terlupakan
“Kutukan Peti Mati” dibintangi oleh sejumlah pemain muda seperti Yoriko Angeline (Susan), Aliff Alli (Bram), Cristina Danilla (Maria Van de Velde), dan Eryck Amaral (Jan Koenraad). Beberapa aktor senior juga ikut berperan, termasuk Donny Damara (Prof. Daniel), Dewi Rezer (Prof. Tarina), Mathias Muchus (Pak Ibrahim, kakek Susan), Egi Fedly (Hasan), Ray Sahetapy (Dr. Victor), dan Wina Marino (Ibunda Susan).
Tantangan terbesar bagi Acho adalah mengarahkan para pemain figuran, sebagian besar dari mereka adalah orang asing. Mereka juga menjalani pelatihan akting selama satu bulan.
“Orang-orang asing itu cukup banyak disini. Jumlahnya puluhan hingga ratusan. Semua dibawa ke Pulau Onrust dan mereka di-briefing disana. DI karenakan Onrust itu pulaunya agak jauh jadi harus mengnginap. kita akhirnya mendirikan tenda-tenda seperti tenda tentara. Semua menginap di situ di tenda itu,” paparnya.
“Kutukan Peti Mati” mengisahkan tentang Bramanto Putra, seorang mahasiswa arkeologi yang menemukan sebuah buku catatan kuno di Pulau Onrust yang telah tersembunyi selama 300 tahun. Ia meminta bantuan Susan Sriwati, seorang teman yang disukainya, untuk mengkaji buku tersebut.
Namun, hal itu berakhir tragis setelah Susan secara tidak sengaja membaca mantra dalam buku tersebut. Arwah Maria van de Velde, Jan Koenraad (kekasih Maria), dan Hasan, seorang budak pengukir batu kuburan, merasuki tubuh Susan. Bram meminta bantuan pamannya, Profesor Daniel, untuk menyelidiki kasus Susan.
Ternyata ada sosok lain, yakni iblis Dokter Machinebouw, seorang dokter yang merupakan penguasa kegelapan di Pulau Onrust, yang memburu jiwa Susan. Bram dan Profesor Daniel, pamannya, harus melawan kekuatan iblis tersebut untuk menyelamatkan Susan.