Balai Pustaka didirikan 106 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 22 September 1917. Setelah berkecimpung di bidang penerbitan, percetakan dan multimedia, mereka mulai memasuki dunia perfilman.
Evolusi dunia digital membuat para pelaku industri untuk beradaptasi. Inilah yang ingin dicapai oleh Balai Pustaka ketika memutuskan untuk menyutradarai sebuah film.
“Balai Pustaka harus berpindah haluan. Bukan hanya menggeluti bidang penerbitan dan percetakan, tetapi juga ke multimedia dalam bentuk pembuatan film. Nah, kebetulan buku-buku Intelectual Property (IP) yang dimiliki Balai Pustaka banyak yang menarik untuk diangkat ceritanya dalam bentuk film,\” kata Achmad Fachrodji selaku Dirut dari PT Balai Pustaka.
Baca juga : Film Kuasa Gelap Buat Astrid Gemetar Terima Tawaran
Dalam tiga tahun terakhir, PT Balai Pustaka telah mengangkat dua novel kelayar lebar. Ceritanya novel tersebut telah disulap menjadi film dan akan tayang pada tahun 2023. Novel pertama berjudul Sarcophagus Onrust atau Kutukan Peti Matiyang bergenre misteri dan horor.
\”Film ini bercerita tentang hantu cantik jelita bernama Maria Van De Velde, beserta kisah misteri di zaman VOC yang melatarinya. Sedangkan novel kedua berjudul Sitti Nurbaya yang merupakan kisah romansa legendaris. Keduanya telah diproduksi filmnya dan akan tayang di bioskop-bioskop Indonesia,\” tambahnya.
Baca juga : Sejumlah Tokoh Nasional Apresiasi Film Buya Hamka
Kutukan Peti Mati adalah film pertama Balai Pustaka yang akan tayang perdana pada 20 Juli 2023. Berdasarkan novel Sarchopagus Onrust karya Astryd D\’Savitri, film ini menghadirkan sisi sejarah Pulau Onrust yang dibungkus dengan cerita misteri.
\”Jadi, film Kutukan Peti Mati ini berasal dari kisah misteri yang ada di Pulau Onrust serta cerita sejarah sejak kedatangan VOC di negeri ini. Tentunya, para pecinta film akan sangat tertarik dan penasaran untuk melihatnya. Semua yang terjadi di Pulau Onrust itu dikisahkan dalam novel Sarchopagus Onrust ini, termasuk dengan misteri peti mati yang ada di sana,\” jelasnya.
Disutradarai oleh Irham Acho Bahtiari, film ini memiliki pemain muda seperti Yoriko Angeline (Susan), Aliff Alli (Bram), Cristina Danilla (Maria Van de Velde), Eryck Amaral (Jan Koenraad) dan pemain yang lebih tua seperti Donny Damara (Prof. Daniel), Dewi Rezer (Prof. Tarina), Mathias Muchus (Pak Ibrahim Kakek Susan), Eksanti, Egy Fedly (Hasan), Ray Sahetapy (Dr. Victor) dan Wina Marrino (Ibunda Susan).