Jakarta: Grup rock asal Denpasar, Rollfast, merilis album penuh kedua berjudul Garatuba. Album ini menjadi muara dari tiga singel sebelumnya yang telah dirilis, Pajeromon, Grand Theft Atma, dan Garatuba.
Garatuba digarap pada awal 2018. Dalam proses rekaman, mereka mengalami perubahan formasi. Dua personel Rollfast keluar, Gungwah Brahmantia dan Ayrton Willem. Mereka memutuskan hengkang setelah merekam enam dari delapan lagu yang ada di album. Kini, Rollfast, berdiri dengan tiga personel, yaitu Agha Dhaksa, Arya Triandana, dan Bayu Krisna.
“Semua nya berubah drastis waktu kami melakukan sesi wawancara dengan media UK, Backseat Mafia. Mereka sempat heran sesudah dengerin materi album pertama kita, karena menurut mereka apa yang kita sampaikan tidak mencerminkan dimana kita hidup sekarang. Tidak ada pantai, sawah dan gunung gitu. Statement yang paling kena dari obrolan itu adalah; Kalian dari Bali ya? saya kira dari Joshua Tree, USA,” kata Rollfast dalam keterangan pers.
Rollfast melibatkan dua musisi tamu dalam produksi album, mereka adalah Frau dan Gardika Gigih.
Bisa dibilang, Garatuba adalah album yang tidak biasa. Rollfast merilis album ini berikut dengan merchandise khusus, yaitu action figure Pajeromon, dan zine tentang album yang ditulis jurnalis musik Rio Tantomo.
Dalam waktu dekat, Rollfast akan mengadakan konser virtual. Konser ini sekaligus jadi langkah awal Rollfast memperkenalkan Garatuba. Pada 2021, mereka berencana menggelar konser Asia.