Jakarta: Aplikasi Muslim Pro menggegerkan masyarakat terutama umat Islam setelah laporan yang menyebutnya menjual data pribadi pengguna kepada badan militer Amerika Serikat (AS) beredar di internet.
Informasi ini disampaikan Vice Motherboard berdasarkan investigasi yang dilakukannya, dan menyebut bahwa badan militer AS membeli informasi pribadi pengguna Muslim Pro di seluruh dunia.
Namun, penelitian menemukan bahwa Muslim Pro bukan satu-satunya aplikasi yang menjual data pengguna. Vice Motherboard menyebutkan aplikasi kencan Muslim Mingle sebagai aplikasi lain yang juga menjual data pribadi pengguna kepada perusahaan pihak ketiga bernama X-Mode, dan kemudian menjual data tersebut kepada badan militer AS.
Sedangkan aplikasi lain yang juga menjual data pribadi pengguna kepada X-Mode yaitu aplikasi penghitung langkah yaitu Accupedo, aplikasi cuaca yaitu Global Storm, serta CPlus untuk Craigslist. Kabar terkait pembelian data pengguna aplikasi, membuat pihak militer AS melakukan konfirmasi atas hal itu.
Mengutip Business Insider, menurut catatan pengadaan publik, pihak militer As telah menghabiskan dana sebesar USD90.656 (Rp1,27 miliar) pada bulan April lalu untuk mengakses data lokasi yang disediakan oleh perusahaan Babel Street.
Sebagai informasi, perusahaan Babel Street tersebut merupakan perusahaan yang mengumpulkan data dari aplikasi pada ponsel pintar. Pihak militer AS yang diwakilkan oleh juru bicara Komando Operasi Khusus Angkatan Laut As Tim Hawkins, menyebut jika data lokasi tersebut dibeli untuk mendukung persyaratan misi Pasukan Operasi Khusus.
Hawkins juga menegaskan bahwa pihaknya secara ketat telah mematuhi prosedur dan kebijakan yang ditetapkan baik oleh pemerintah maupun pengembang dalam hal melindungi privasi, kebebasan sipil, hak konstitusional dan hukum warga Amerika.