Perilisan karya dalam bentuk fisik kerap menjadi sesuatu yang berarti bagi seorang musisi di era digital. Terutama rilisan dalam bentuk piringan hitam, salah satu bentuk rilisan fisik tertua dan termahal.
Pun solois Fariz RM yang bermusik sejak era pra digital, 1977, butuh waktu lama untuk bisa merilis album dalam bentuk piringan hitam. Ia baru berhasil merilis piringan hitam album Sakura beberapa pekan lalu.
Sakura sendiri merupakan album solo kedua Fariz yang dirilis pada 1980 silam. Banyak orang yang mengira Sakura album perdana Fariz, padahal album perdananya adalah Selangkah ke Seberang (1979).
Pembuatan album ini bermula ketika Fariz terlibat dalam film Sakura dalam Pelukan (1979) untuk membuat ilustrasi musik. Naskah film jadi landasan Fariz dalam menggarap lirik lagu Sakura.
Seiring menjalani karier bermusik, Sakura menjadi album paling hit milik Fariz dan masih dikenal sampai sekarang. Lagu-lagu yang ada dalam album itu juga masih sering diputar pada berbagai tempat dan kesempatan.