Duo musisi elektronik asal Jepang, AmPm membeberkan rencana mereka ke depannya setelah menyatakan ingin merilis album secara fisik dan juga dengan bentuk Non-fungible token (NFT).
Dalam sebuah konferensi pers, kedua musisi yang dikenal mengenakan topeng kelinci tersebut menegaskan bahwa nantinya, NFT mereka tidak menjual hak cipta, namun membuat akses bagi para fans yang penasaran terhadap karya mereka.
\”Ini seperti proyek NFT sebelumnya, pada dasarnya kita tidak menjual hak cipta musik, tapi kita menciptakan akses ke lagu-lagu kita. Jadi hanya ada beberapa lagu yang kita rilis dalam format NFT dan hanya orang yang membeli NFT tersebut yang bisa menikmati musiknya.\” kata AmPm.
Terdapat misteri mengenai asal usul nama dari proyek album kedua AmPm, menurut mereka nama \”Nem\” berasal dari nama pohon yang sering mereka temui selama berpergian ke berbagai tempat.
\”Untuk album kita yang kedua diberi nama proyek \”Nem\”, sebenarnya bukan nama NFT atau cryptocurrency, tapi nama pohon yang sering ditemui bernama Nemunoki, itu menjadi inspirasi proyek kita.\”
AmPm ingin membagikan cerita dan kesan dari pengalaman-pengalaman berkeliling dunia seperti yang terlihat di lagunya yang berjudul \”Amsterdam\”, \”Tokyo\”, \”Jakarta\” dan \”New York City\” pada karya mereka selanjutnya.
\”Ke depannya kita ingin menjadikan ini sebuah kesempatan membagi pengalaman berpergian kita dalam lagu kita, dan membagikannya kepada orang di seluruh dunia.\”
Diketahui, rencana NFT merupakan bagian dari perayaan ulang tahun ke-5 AmPm berkarier di industri musik. Selain itu, AmPm juga mengumukan perilisan album terbarunya bertajuk \”AmPm Delivering\”.
Dilansir dari: medcom.id