\”Sebab, sepertinya memang benar: dangdut adalah salah satu mekanisme bertahan hidup bagi banyak dari kita,\” inilah penggalan deskripsi yang menarik dari Silampukau, terkait lagu baru mereka, \”Dendang Sangsi\”.
Duo folk dari Surabaya yang memperdaya kita semua lewat album debut \”Dosa, Kota, & Kenangan\” yang dirilis pada 2015, akhirnya kembali. Masih menyuarakan tentang kehidupan – yang kini terasa tambah getir karena pandemi-covid 19 -, Silampukau melepas \”Dendang Kenangan\” tentang ratapan atas hidup yang lebih dekat pada kekalahan, juga semakin jauh dari apa yang dimimpikan.
\”Silampukau mencoba merangkum runyamnya keadaan dunia dengan merilis sebuah single dangdut (dengan oplosan elemen-elemen musikal dari berbagai belahan dunia) yang bertajuk Dendang Sangsi melalui akun resmi Silampukau di YouTube,Spotify, dan Bandcamp,\” tulis Silampukau dalam keterangan pers.
Kembali soal aransemen dangdut, seperti yang dijabarkan di atas, Silampukau melihat bahwa meramu aransemen dangdut adalah hal paling masuk akal untuk saat ini. Mengingat kondisi yang makin tak pasti, perlu sesekali disikapi dengan goyangan kecil yang boleh saja jadi semacam pelarian pikiran atas apa-apa yang tengah dihadapi.
\”Seluruh permasalahan pelik kehidupan, seluruh problem yang mustahil dipecahkan sekali pun, bisa tertanggungkan sementara kita berjoget. Bukan untuk melupakan permasalahan, sama sekali bukan. Sekedar meringankan kecemasan. Sebutir analgesik bagi hidup yang celaka. Tetaplah bertahan, kawan-kawan, penderitaan masih panjang,\” tulis Silampukau.
Dilansir dari : medcom.id