Komika Bintang Emon dan Ernest Prakasa baru-baru ini ikut membahas polemik Omnibus Law dengan banyolan-banyolan mereka, lewat sebuah unggahan di akun media sosial.
Dengan gaya komedi satir, Bintang berbicara soal dirinya yang semula tak ikut-ikutan berkomentar soal Omnibus Law tapi dituduh sebagai provokator. Selain itu, ia juga menyinggung soal kinerja pemerintah.
“Gue kemarin belum berkomentar soal Omnibus Law karena gue sadar gue belum segitu pahamnya soal Omnibus. Daripada gue bikin salah paham mending gue diem, anteng. Nah udah diem, udah anteng masih dituduh provokator,” kata Bintang.
Meski demikian, Bintang tetap mengajak pengikutnya untuk tidak takut bersuara di media sosial.
https://www.instagram.com/tv/CGHk0DuJA_r/?utm_source=ig_web_copy_link
Sementara Ernest Prakasa memilih menyampaikan pembahasan yang lebih serius dengan memberi beberapa poin yang ia nilai bermasalah dalam Omnibus Law.
“Mari bahas Omnibus Law, gue sebenernya males bahas ini bukan karena enggak penting tapi karena sudah ada semuanya informasinya kalau googling. Tapi dari komen di unggahan sebelumnya banyak yang belum aware (sadar) kenapa ini diributin,” kata Ernest mengawali video berdurasi lima menit di Instagram.
https://www.instagram.com/tv/CGHap9vpBUm/?utm_source=ig_web_copy_link
Ernest kemudian mengupas tiga poin utama yang bermasalah dalam Rancangan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja (RUU Ciptaker), di antaranya soal perubahan aturan soal pekerja kontrak dan outsourcing menjadi tanpa batas waktu, serta pengurangan nilai pesangon yang diterima pegawai ketika di PHK.
Selain itu, Ernest juga menekankan tentang hal yang perlu diperhatikan pada orang-orang yang kerap fokus menanyakan soal sudah membaca drafnya secara utuh atau belum.