Jakarta: Kearifan lokal bukanlah sesuatu yang jadul, kuno, atau old school. Namun, bisa dijadikan bahan perbincangan di dalam podcast untuk meningkatkan ekonomi kreatif.
Sebab, ekonomi kreatif (ekraf) merupakan peluang yang mudah dijangkau dan relatif mudah bagi generasi milenial. Ekraf terbuka dengan adanya podcast, bahkan bisa dijadikan untuk keperluan bisnis.
Salah satu konten menarik yang bisa diambil ialah cara berbahasa dengan menggunakan bahasa daerah. Hal ini diterapkan Podcast 5Kawan (Yourgy Thoriq, Akmalsyah Reza, Rail Mifta Zelira) Pemuda Asal Minang.
Rail Mifta Zelira menyatakan permisalan. Apabila orang tua berasal dari Padang tetapi anaknya besar di Jakarta, akan sayang sekali jika seorang anak tidak bisa berbahasa Padang.
“Ketakutannya, bahasa lokal ini bisa hilang. Padahal itu kan aset budaya yang harus kita jaga,” ujar Rail dalam web-talk Indonesia Pulih, Konten Kreatif Tumbuh CET (Content Every THINK) oleh PFN Creative Academy.
“Kami juga ingin sampaikan di tiap konten yang kami produksi tentang apa yang dipunya dari daerah kami sendiri. Misalnya di SumBar (Sumatera Barat) ada wisata halal yang sudah resmi,” tambahnya.
Hal itulah yang sedang pihak mereka coba kenalkan kepada para pendengar podcast 5Kawan. Terkait apa maksud dari wisata halal tersebut dan apa saja pariwisata yang dimaksud.
“Ada pantai padang, taplau, yang di setiap Sabtu dan Minggu banyak atraksi budayanya, misal ada tari piring, randai, festival band di tugu perdamaian,” paparnya.
Ia menjelaskan bahwa pihaknya mencoba membuat konten lokal dengan tujuan banyak pendengarnya. Ada pun sejumlah pesan untuk mengangkat kearifan lokal versi 5Kawan. Pertama, melek terhadap budaya-budaya di Indonesia.
“Aset kekayaan yang kita miliki ini terus terjaga dan terpelihara dengan baik agar identitas kita tidak hilang. Kemudian, kenalkan pendengar tentang keunggulan pariwisata setempat,” pungkas Rail.