Sempat mendapat penolakan, film live-action Mulan justru mendapat pujian setelah secara resmi diputar di bioskop Tiongkok, khususnya dari kementerian luar negeri Tiongkok.
Penceritaan kembali kisah pejuang perempuan Tiongkok yang legendaris mendapat reaksi keras bahkan sebelum rilis resminya, ketika bintang Liu Yifei menyuarakan dukungannya untuk polisi Hong Kong saat mereka menindak protes demokrasi, tahun lalu.
Pekan ini, film Mulan menghadapi seruan boikot secara global karena melakukan pembuatan film di Xinjiang, tempat pelanggaran HAM terjadi pada populasi muslim di kawasan itu telah didokumentasikan secara luas.
Lalu, pihak Disney juga mengucapkan terima kasih kepada beberapa pejabat pemerintahan Tiongkok termasuk di wilayah Xinjiang.
Juru bicara kementerian luar negeri Tiongkok, Zhao Lijian, Jumat (11/9) waktu setempat, menepis kontroversi itu, dengan mengatakan bahwa itu sangat normal untuk berterima kasih kepada pemerintah Xinjiang atas bantuan mereka dan mengabaikan kritik dari ‘beberapa organisasi hak asasi manusia.’
Zhao juga memuji kemampuan Liu Yifei sebagai Mulan kontemporer dan menyebutnya sebagai ‘anak Tiongkok sejati’.
Mulan dibuka di Tiongkok pada Jumat (11/9) dan menjual sekitar 41 juta yuan atau US$5,99 juta tiket pada sore hari, menurut platform tiket Maoyan.
Tapi, film yang telah dilihat banyak orang secara daring lebih dulu, menarik banyak ulasan buruk dan peringkat 4,7 dari 10 di situs ulasan pengguna populer Douban. Beberapa tidak menyukai karena ceritanya berbeda dengan kisah asli animasi klasik yang dirilis pada 1998. Sedangkan lainnya mengkritik adegan aksi yang dilakukan Mulan. “Dalam benak saya, Mulan, awalnya anggun dan bukan seniman bela diri saat kecil,” tulis seorang pengguna. Pengulas lain menambahkan, “Alur ceritanya sangat buruk dan kompleks, pahlawan Mulan disorot tanpa logika. Urutan seni bela diri juga lemah.”
Yang lain mempertanyakan mengapa tidak ada lebih banyak staf asal Tiongkok yang mengerjakan film tersebut. Di tengah kehebohan tersebut, tagar #Mulan tampaknya telah dinonaktifkan di platform mirip Twitter di Tiongkok, Weibo, dengan tag tersebut tidak muncul di hasil pencarian pada Jumat (11/9). Meski demikian, penonton di Beijing sepertinya tidak menyadari adanya protes internasional tentang film yang memakan biaya hingga US$200 juta tersebut.
“Mulan adalah nama yang sangat terkenal. Orang yang berbeda mungkin memiliki cara berbeda untuk memahami cerita ini. Kali ini, saya pikir mereka berhasil,” kata Hu Xia, 46, yang menonton film itu bersama putranya. Penonton bioskop lainnya, Alvin Ye yang berusia 30 tahun, memuji film tersebut karena menggambarkan seorang perempuan yang luar biasa.