Jakarta: Penulis skenario, Key Mangunsong, membeberkan pandangannya soal masa depan film omnibus di industri perfilman Indonesia. Film ini memiliki masa depan yang baik.
“Omnibus ini punya masa depan. Terutama untuk pembuat film muda,” kata Key dalam diskusi virtual Gotong Royong Bikin Omnibus, yang ditayangkan di kanal YouTube Studio PFN dan Medcom.id, Kamis 9 Juli 2020.
Hal ini, kata dia, terkhusus bagi pembuat film yang memiliki keterbatasan ongkos produksi. Sebab omnibus merupakan sebuah film yang tergabungan dari beberapa film pendek berbeda atau antalogi.
“Jadi untuk pembuat film yang punya masalah budget ketika membuat film panjang, kenapa enggak bikin film omnibus. Nanti (biaya) bisa dibagi dengan gotong royong,” papar dia.
Dia mengatakan, film omnibus juga bisa mendatangkan jumlah penonton yang banyak di bioskop laiknya film panjang atau feature. Lantaran, alur cerita film omnibus bisa dibuat menarik meskipun terangkum dari beberapa film berbeda.
“Asalkan kerjasama dengan satu proses dan semangat kerjasama yang sama,” papar Key.
Key Mangunsong merupakan penulis skenario di film omnibus Rectoverso tahun 2012 yang terangkum dari film pendek berjudul Malaikat Juga Tahu, Firasat, Cicak di Dinding, Curhat Buat Sahabat dan Hanya Isyarat. Key menulis untuk satu film pendek berjudul Hanya Isyarat bersama Happy Salma sebagai sutradaranya.
Film ini berhasil meraih Piala Citra untuk Penyunting Gambar Terbaik. Selain itu film Rectoverso juga mendapat penghargaan Asean International Film Festival & Awards 2013 untuk kategori Jury Special Award, serta pada Festival De Cannes 2013, European Premiere, mendapat Market Prestige Screening untuk seleksi film screening.