Saturday, June 21, 2025
  • Login
Radio SAI 100FM
  • BERANDA
  • HIBURAN
  • MUSIK
  • FILM
  • K-POP
  • GAYA HIDUP
  • KESEHATAN
  • SOSOK
  • TEKNOLOGI
  • NEWS
  • PROFIL
  • HUBUNGI KAMI
No Result
View All Result
Radio SAI 100FM
  • BERANDA
  • HIBURAN
  • MUSIK
  • FILM
  • K-POP
  • GAYA HIDUP
  • KESEHATAN
  • SOSOK
  • TEKNOLOGI
  • NEWS
  • PROFIL
  • HUBUNGI KAMI
No Result
View All Result
Radio SAI 100FM
No Result
View All Result
Home Film

Indonesia Butuh Lebih Banyak Sutradara Perempuan

adminsaibyadminsai
November 6, 2020
in Film
Share on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT

Sutradara Mouly Surya menuturkan Indonesia butuh lebih banyak sutradara perempuan untuk memberikan sudut pandang baru dan menyampaikan suara mereka melalui karya seni. Dengan memberikan perspektif baru dari sudut pandang kaum hawa, perempuan dalam film tak melulu terjebak dalam stereotipe karakter lemah yang butuh penyelamat.

“Ketika perempuan punya suara, kita bisa mengubah sudut pandang masyarakat, dan saya kira itu artinya penonton juga akan turut meyakininya,” kata Mouly dalam perbincangan daring Asia Lounge yang diadakan The Japan Foundation Asia Center Tokyo International Film
Festival, Kamis.

Mouly Surya berbincang dengan sutradara Yang Yonghi, generasi kedua penduduk Jepang beretnis Korea, di seri diskusi di mana sutradara-sutradara Asia berdialog mengenai berbagai topik.

ADVERTISEMENT

Sutradara Yang sepakat dengan pernyataan Mouly, dia menimpali industri perfilman di Jepang juga butuh hal yang sama. Setelah melewati fase transformasi, kini ada banyak sutradara perempuan di Negeri Sakura.

Namun tetap ada anggapan perempuan di industri film sulit untuk tetap bekerja dan punya karier yang panjang karena pada akhirnya akan sibuk mengurus rumah tangga setelah berkeluarga.

“Tapi saya pikir tidak cukup (jumlah sutradara perempuan di Jepang), dan bukan cuma sutradara, saya ingin ada lebih banyak perempuan di berbagai profesi dalam industri, seperti fotografer hingga produser,” kata sutradara Our Homeland, Sona, the Other Myself,dan Dear Pyongyang.

Sutradara Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak, peraih predikat Film Cerita Panjang Terbaik di Festival Film Indonesia 2018 juga menuturkan pengalamannya sebagai perempuan yang berprofesi sebagai sutradara di Indonesia.

Saat awal berkarier, Mouly menganggap tidak ada label sutradara perempuan, karena baginya sutradara adalah sutradara, tak peduli apa jenis kelaminnya.

“Saya baru menyadari saya ‘sutradara perempuan’ setelah membuat film pertama,” tutur Mouly dalam bahasa Inggris yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang untuk para penonton daring.

Di sisi lain, ideMarlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak diberikan oleh Garin Nugroho kepadanya untuk digarap sehingga menghasilkan film dengan sentuhan perempuan, sesuai dengan perspektif film itu.

Garin pernah mengatakan di Festival Film Tokyo 2018, Marlinaadalah cerita favoritnya, cerita yang paling ia sukai, tapi penting untuk dibuat dalam sudut pandang perempuan.

Mouly pada akhirnya tidak mempermasalahkan lagi soal label tersebut. Malah dia sering menerima respons positif dari para perempuan yang terinspirasi mengikuti jejaknya sebagai sutradara setelah Marlina, film yang mewakili Indonesia pada perhelatan Academy Awards 2019, tayang,

“Saya jadi merasa punya tanggung jawab,” kata Mouly.

Pada umumnya, perempuan di Indonesia dibesarkan tengah anggapan di mana laki-laki dianggap lebih laik jadi pemimpin. Ini juga mempengaruhi mentalitas siswi-siswi yang cenderung kurang percaya diri, misalnya bicara di depan banyak orang, hal yang ditemui Mouly saat mengajar di sekolah film.

“Saya juga mengalami ini di awal berkarier, saya dulu tidak punya kepercayaan diri untuk membuat keputusan untuk semua orang, karena saya tidak terbiasa,” katanya.

Merintis karier di industri perfilman juga tantangan yang dialami perempuan. Setelah berhasil menembus industri, ada lagi tantangan baru: bujet. Masih ada anggapan bahwa sutradara perempuan takkan berhasil mendulang lebih banyak keuntungan dibandingkan perempuan.

“Lelaki lebih dipercaya dan mereka memberikan lebih banyak uang kepada lelaki meskipun pengalamannya lebih sedikit dibandingkan sutradara perempuan yang juga ikut pitching dalam proyek,” ujar dia.

Sementara itu, sutradara Yang Yonghi mengemukakan kendala yang dialaminya ketika berkarya adalah karena dia memasukkan latar belakangnya ke dalam film. Yang Yonghi adalah warga Jepang keturunan Korea, etnis minoritas terbesar di sana.

Film pertamanya, Dear Pyongyang, adalah dokumenter mengenai keluarganya. Pada 1970-an, ayah Yang mengirimkan tiga putranya dari Jepang ke Korea Utara dalam program repatriasi. Sebagai putri satu-satunya, hanya Yang yang tetap tinggal di Jepang.

Ketika situasi ekonomi di Korea Utara memburuk, nasib saudara-saudara lelakinya di sana bergantung kepada paket bantuan dari orangtua mereka.

Dear Pyongyang menampilkan Yang mengunjungi saudaranya di Pyongyang, juga perbincangan dengan sang ayah mengenai kepercayaan ideologi, dan penyesalannya karena membuat keluarga mereka terpisah. Film ini mendapatkan Special Jury Award di Festival Film Sundance dan NETPAC Award di Berlinale.

“Ada empat, lima atau enam generasi Korea Utara di Jepang, tapi tidak banyak yang tahu betul mengenai hal itu. Jadi saya harus selalu menjelaskannya ke semua orang sepanjang waktu,” ujar Yang Yonghi yang belajar di Korea University, Tokyo serta New School University, New York.

Menurut dia, perlu ada lebih banyak buku dan film mengenai hal tersebut sehingga generasi muda bisa lebih memahami film bertema keturunan Korea Utara di Jepang, atau program repatriasi yang membuatnya terpisah dari saudara kandungnya.

“Sekarang usia saya di atas 50 tahun, jadi saya kira ini semacam
tugas hidup saya.”

Benang merah yang sama hadir dalam film drama Our Homeland(2012) mengenai pria Korea yang mengunjungi keluarganya Jepang setelah lama diasingkan di Korea Utara.

Mouly berkomentar, film tersebut merebut hatinya dan membuatnya memahami lebih dalam mengenai seluk-beluk kehidupan keturunan Korea di Jepang.

“Ceritanya sangat berbeda, tapi familier karena kita bisa merasa dekat dengan keluarga di film itu.”

Yang menimpali, meski Our Homeland dan Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babakadalah dua film dengan tipe berbeda, ada kesamaan dari karakter perempuan yang ditampilkan.

Dalam Our Homeland, tokoh Rie yang diperankan aktris Sakura Ando memberontak dari budaya patriarki di keluarganya, di mana perempuan harus mematuhi lelaki dan dilarang membangkang.

“Di filmku dan filmmu, ada karakter perempuan yang memberontak melawan kekuasaan yang lebih besar karena mereka ingin jadi diri mereka sendiri,” kata Yang.

Dia melanjutkan, Marlina memenggal kepala pria bukan karena dia menginginkannya, tapi untuk menjaga dirinya. Sementara di filmnya, tokoh Rie setia kepada perasaannya, dia tidak hidup mengikuti kemauan masyarakat atau negara, dia tetap loyal untuk dirinya sendiri

“Jadi jujur dan loyal kepada diri sendiri adalah kesamaan antara karakter di film saya dan di film Anda,” imbuh Yang.

Tags: filmperempuansutradara
Previous Post

Sambut Hari Pahlawan, NonaRia Rilis Aransemen Ulang Sepasang Mata Bola

Next Post

Melaney Ricardo Tinggalkan Obat-obatan yang Dikonsumsi Saat Terpapar Covid-19

Next Post

Melaney Ricardo Tinggalkan Obat-obatan yang Dikonsumsi Saat Terpapar Covid-19

Potret Pernikahan Tata Janeeta dengan Mantan Suami Angelina Sondakh

Dianggap Hina Malih Tong Tong, Ade Londok Kapok Jadi Artis

Filter iPhone 12 Juga Muncul di Instagram Stories

WhatsApp Rilis Fitur Pesan Sementara

  • Beranda
  • Hubungi Kami
  • NEWS
  • Privacy Policy
  • Profil
  • Radio SAI
  • Stream

© 2023 - SAI100FM.ID

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • HIBURAN
  • MUSIK
  • FILM
  • K-POP
  • GAYA HIDUP
  • KESEHATAN
  • SOSOK
  • TEKNOLOGI
  • NEWS
  • PROFIL
  • HUBUNGI KAMI

© 2023 - SAI100FM.ID

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
simona outdoor acacia wood club chair and side table set arlene waterford outdoor aluminum 6 piece dining set with bench brockton boho glam handcrafted wood console table natural and silver cattan outdoor natural stained acacia wood rocking chair chat set burnham outdoor brown mesh chaise lounge chair set of 2 zentner french country upholstered wood and cane upholstered dining chairs set of 2 doreen mid century 3 piece tv stand bookcases set cda84070 gurekam outdoor acacia wood foldable adirondack chairs set of 2 plumb outdoor acacia wood coffee table a0daa432 hammond dark grey linen dining chair set of 2 sansai outdoor 5 piece wicker dining set with white concrete table edenton outdoor modern stacking dining chair set of 4 6be61897 crested bay outdoor aluminum loveseat petty mid century boho fabric ottoman charcoal cat eye pattern gdf6618 da27c0e9 williamgsburg contemporary fabric push back recliner mohar outdoor decorative goose planter white and blue elmcrest outdoor wicker and acacia wood club chairs set of 2 light multibrown and light brown cooney indoor outdoor area rug boden outdoor wicker and faux wood table wedge section only brown airyanna outdoor 3 piece wood and wicker chat set with fire pit 4deccabd madelena traditional chesterfield club chair broxon rustic 1 drawer nightstands set of 2 crete outdoor 7 piece wicker oval dining set with water resistant cushions 799bf93e blackshear handcrafted aluminum mustache wall decor 2169d304 quentinn aragon contemporary faux leather tufted accent chairs set of 2 parry outdoor 6 seater acacia wood chat set catalopa modern industrial handcrafted wood side table light walnut and gray waterford handcrafted boho fabric cube pouf 4f3e7937 leann outdoor dark brown wicker rocking chairs de08d81f karen fully upholstered king cal king headboard b27d64da capri 6pc outdoor sofa set w cushions elke modern channel stitched swivel office lift chair eric outdoor 6 seater acacia wood dining set with bench 9064bea1 fardeen outdoor modern medium and small cast stone planter set elowen mable mid century fabric dining chairs with wood finished legs set of 2 joni modern handcrafted aluminum round dining table raw bronze 62f3dfcd daksh handcrafted boho mango wood cabinet 05ae0f5d twete outdoor swan garden statue white rhys outdoor industrial wood and wicker 5 piece square dining set teak and multi brown cd549093 janet modern faux wood writing desk 00fa9af9 carlie outdoor sandblast finished dining table with iron foldable legs 45e02b58 emperor boho throw blanket jessie outdoor wood wicker barstools set of 4 1b059abd layden indoor outdoor wicker hanging egg teardrop chair no stand 93a3fe20 plumberi pipe outdoor adjustable bar stools set of 2 e9a542b7 camba modern industrial handcrafted mango wood side table gray and black capri outdoor 5 piece acacia wood sectional sofa set quillen boho cotton throw blanket 0e2e4374