Jakarta: WhatsApp meluncurkan kampanye untuk mengedukasi masyarakat tentang cara mengenali dan mencegah penyebaran disinformasi di Indonesia, bertajuk Hempaskan Hoaks Semudah ABC: Jari Pintar untuk Negeri.
“WhatsApp sangat berkomitmen memberantas isu disinformasi yang marak, inilah sebabnya kami terus-menerus membarui produk kami guna berkontribusi terhadap tantangan sosial ini,” ujar Direktur Komunikasi WhatsApp APAC Sravanthi Dev.
Kampanye ini mencakup peluncuran versi terbaru chatbot pengecek fakta hasil kerja sama WhatsApp dengan MAFINDO. Selain itu dalam kampanye ini, WhatsApp juga berkolaborasi dengan komunitas pemeriksa fakta dan influencer di media sosial untuk menyosialisasikan sekaligus mendorong keterlibatan masyarakat Indonesia melawan disinformasi.
Agar pesan lebih menarik dan mudah diingat, WhatsApp mengemasnya dalam tiga langkah mudah, terdiri dari ABC yang dihadirkan dalam bentuk lagu jingle. Lagu ini juga didampingi oleh tantangan menari hasil koreografi bintang TikTok, Triarona.
Selain itu, WhatsApp juga bermitra dengan komedian Abdul Kadir dan tokoh masyarakat Rosianna Silalahi untuk menyebarluaskan pesan ini di berbagai platform, termasuk Facebook dan Instagram. WhatsApp juga bekerja sama dengan Mendoan, podcast berdialek Jawa, serta sejumlah stasiun radio untuk menjangkau pelosok Indonesia.
Pengecekan fakta melalui chatbot MAFINDO dikembangkan dengan dukungan finansial dari WhatsApp. Chatbot tersebut juga mudah diakses, pengguna cukup menambahkan nomor chatbot MAFINDO (+62-859-2160-0500) ke kontak WhatsApp mereka.
Setelah itu, pengguna dapat mengirimkan pesan ke chatbot untuk memeriksa fakta dan mempelajari tips melindungi diri dari hoaks. WhatsApp baru-baru ini juga mendukung program pelatihan Pegiat Cek Fakta Liputan6.com, merupakan anggota resmi dari Jaringan Pemeriksa Fakta Internasional (IFCN).
Komunitas ini beranggotakan sekitar 2.000 pemeriksa fakta dan relawan independen dari seluruh Indonesia, bertugas mengumpulkan informasi viral berpotensi hoaks dan mengirimnya ke Liputan6.com untuk diverifikasi.
Setiap anggota komunitas kemudian mengedarkan fakta yang telah diverifikasi tersebut ke grup masing-masing. Saat ini, WhatsApp juga melibatkan jaringan komunitas ini untuk menyosialisasikan langkah ABC dalam kampanye edukasinya.
Selain meluncurkan kampanye, beberapa tahun terakhir, WhatsApp melakukan penyesuaian rancangan produknya untuk membendung disinformasi. Hal pertama yang dilakukannya adalah dengan membatasi ketentuan jumlah penerusan pesan (forwarded message).
Setelah perubahan kebijakan diubah, pengguna hanya dapat meneruskan pesan ke lima kontak dalam satu waktu, sehingga jumlah pesan yang diteruskan menurun hingga 25 persen.
Kemudian WhatsApp memperkenalkan label diteruskan atau forwarded dengan panah tunggal, dan sering diteruskan atau highly forwarded dengan panah ganda.
Hal ini ditujukan untuk mendorong pengguna agar berpikir dua kali sebelum meneruskan pesan tersebut. WhatsApp juga membarui pengaturan Privasi Grup sehingga pengguna dapat meningkatkan keamanan privasi mereka.