Jakarta: Media sosial Twitter mengumumkan fitur terbaru untuk memerangi penyebaran hoaks. Mereka merilis layanan bernama Birdwatch yang dibentuk menjadi layanan cek fakta berbasis komunitas atau crowdsources dari para penggunanya.
Fitur yang masih dalam tahap uji coba ini baru diluncurkan di Amerika Serikat. Langkah ini tampaknya sebagai akumulasi dari kondisi politik di negara tersebut beberapa bulan belakangan yang puncaknya hingga memblokir permanen akun Twitter pribadi mantaan Presiden AS Donald Trump.
Dikutip dari Engadget, kehadiran Birdwatch diumumkan pertama kali lewat akun resmi Twitter Support. Mereka menyatakan fitur ini masih akan hadir lewat situs terpisah namun rencananya akan terintegrasi langsung ke aplikasi Twitter.
\”Birdwatch memungkinkan siapapun untuk mengidentifikasi informasi di Twitter yang diyakini menyesatkan dan menuliskan konteks informasi yang dimaksud,\” tulis Twitter di blog resmi mereka.
\”Kami meyakini pendekatan ini berpotensi untuk merespon dengan cepat saat inofrmasi yang menyesatkan beredar, memberikan konteks yang bisa dipercaya orang dan bernilai,\” lanjutnya.
Birdwatch membuka registrasi untuk kelompok kecil kontributor, mereka yang terpilih bisa memilih informasi menyesatkan atau hoaks yang beredar di Twitter untuk dimasukan dalam cek fakta. Twitter sendiri belum bermitra dengan organisasi cek fakta pihak ketiga.
Ke depannya Twitter tidak akan mengandalkan timnya sendiri untuk melakukan cek fakta. Tidak hanya memberikan rating penilaian mengenai informasi yang meragukan hoaks tapi Birdwatch akan menyediakan konteks informasi yang lengkap terkait penjelasan hoaks tersebut.
Dilansir dari: medcom.id