Jakarta: Jagat media sosial kembali ramai soal Whatsapp. Netizen beramai-ramai mencuitkan tagar #UninstallWhatsapp.
Thread soal Whatsapp ini memang sudah ramai sejak beberapa pekan lalu. Namun, saat ini kembali digaungkan oleh netizen.
Ada netizen yang sudah menghapus dan beralih ke aplikasi seperti Signal ataupun Telegram. Namun, ada juga yang masih merasa ragu karena banyak aktivitas komunikasi menggunakan Whatsapp. Baik aktivitas pekerjaan maupun pembelajaran daring.
Hal ini pun langsung direspon oleh pengamat demokrasi digital Damar Juniarto. Melalui akun Twitternya @DamarJuniarto, ia menyarankan agar masyarakat Indonesia melakukan perubahan perilaku digital. Setelah itu, baru memilih aplikasi yang tepat.
“Pesan saya simpel utamakan ubah perilaku (keamanan digital) dulu, baru kemudian migrasi ke platform komunikasi yang menghargai privasi. Hati-hati pilih platform pengganti,” tulisnya.
Ia pun memberi saran bagi yang ingin tetap menggunakan Whatsapp atau migrasi ke platform lain. Berikut saran Damar Juniarto dikutip dari laman pribadinya:
Tetap menggunakan Whatsapp
1. Memahami risiko yang mungkin muncul. Ada resiko data disalahgunakan oleh pihak ketiga, maka perlu berhati-hati saat menggunakan Whatsapp.
2. Melakukan mitigasi. Mitigasi perlu dilakukan bagi yang ingin tetap menggunakan Whatsapp dengan cara-cara seperti meningkatkan proteksi dan menggandakan keamanan perangkat.
Kemudian selalu memperbaharui keamanan perangkat, membatasi data yang dibagikan dengan mempraktikkan detox digital dan kebersihan digital.
Migrasi ke aplikasi lain
1. Segera mengubah perilaku dengan memulai budaya keamanan digital.
2. Memilih aplikasi pesan yang menerapkan enkripsi dan desentralisasi data karena dengan dua cara itu privasi pengguna bisa dipastikan terlindungi. Enkripsi menjamin percakapan yang dikirim hanya bisa dibaca/diterima oleh yang menerima. Desentralisasi mengurangi resiko serangan pada pemusatan data di satu tempat yang pada gilirannya menjadi incaran para hacker.
3. Tidak ada istilah “aman sepenuhnya” karena itu pengguna perlu terus menerus mengkaji apakah aplikasi yang digunakan selama ini dan memeriksa kembali apakah perilaku yang dilakukan sudah meminimalisasi resiko pelanggaran privasi dan kerentanan keamanan digital.
Dilansir dari: medcom.id