Setelah memberi kejutan lewat album “Evermore” pada 11 Desember 2020, Taylor Swift kembali muncul dengan merilis dua bonus track dari versi deluxe edition pada Kamis (07/01/2021). Dua lagu tersebut adalah Right Where You Left Me dan It’s Time To Go.
Tak lama setelah dirilis, muncul spekulasi dari para pengemar bahwa It’s Time To Go merupakan lagu sindiran untuk mantan bos Taylor Swift dari label Big Machine, Scott Borchetta, dan mantan sahabatnya, Karlie Kloss.
Spekulasi itu muncul karena lirik lagu tersebut sangat sesuai dengan gosip yang beredar tentang retaknya hubungan persahabatan antara Taylor dan Karlie, yang dikaitkan dengan kisah pahitnya setelah Scott Borcehtta menjual hak milik 6 album pertamanya kepada Scooter Braun.
“Fifteen years, fifteen million tears. Begging \’til my knees bled. I gave it my all, he gave me nothing at all. Then wondered why I left. Now he sits on his throne in his palace of bones. Praying to his greed. He\’s got my past frozen behind glass. But I\’ve got me.”
Jika dibaca sekilas, memang tidak mengherankan jika penggemar Taylor mengira bahwa ini merupakan sindiran untuk Scott Borchetta. Taylor mulai bergabung dengan label Big Machine sejak 15 tahun lalu, tepatnya pada 2006, lewat perilisan album debutnya, “Taylor Swift”.
Mengingat pengkhianatan Scott terhadap Taylor demi mendapatkan uang, penggemar sangat yakin jika kata ‘serakah’ dalam lirik itu memang ditujukan untuk mantan bosnya.