Penampilan Epik High pada Sabtu (16/7) di The Kasablanka Hall semalam mungkin menjadi salah satu pengalaman konser paling unik bagi saya.
Selain karena penampilan Epik High adalah konser grup hip-hop pertama saya, mereka juga musisi Korea Selatan pertama yang saya lihat secara langsung. Apalagi, rilisan terbaru mereka meningkatkan ekspektasi tinggi dalam benak.
Selain itu, kiprah dari Epik High selaku salah satu grup hip-hop kawakan asal Korea Selatan pun turut mengangkat tinggi harapan saya terhadap trio Tablo, Mithra Jin, dan DJ Tukutz.
Bagaimana tidak, semua penonton tertib mengantre masuk untuk duduk di nomor kursi yang tertera pada tiket mereka masing-masing. Ini berlaku bagi semua kategori tiket, baik Silver, Gold, ataupun VIP.
Benar saja, begitu masuk, saya mendapati ribuan kursi sudah tertata begitu rapi di depan panggung. Pemandangan ini sangat terlihat seperti seminar internasional satu arah yang dipandu oleh motivator kelas wahid.
Celetukan penggemar seperti, \”Wah rasanya kayak ibadah gereja umum, ya.\” atau \”Ini emang enggak boleh berdiri ya?,\” terus melewati pendengaran saya sebelum konser dimulai.
Sekitar seratus orang yang memadati area venue konser, saat mereka mengantre menunggu giliran meet and greet sebagai pemegang tiket kategori VIP. (CNN Indonesia/Mohammad Farras Fauzi)
Pihak penyelenggara memang sangat menjaga alur penonton agar tak beranjak dari tempat masing-masing. Para penonton diperbolehkan untuk berdiri, tapi tak diperbolehkan meninggalkan area tempat duduknya.
Hal itu menjadi hal yang sangat baru bagi diri saya pribadi, dan mungkin ratusan hingga ribuan penggemar lain yang memadati The Kasablanka Hall di malam itu.
Hingga kemudian, pencahayaan di area konser mendadak pekat sehingga penglihatan saya sangatlah terbatas. Sontak, riuh sorak sorai penonton pun tak terelakkan. Mereka berteriak lantang penuh energi untuk menanti hadirnya Epik High di atas panggung.
Ajaibnya, hal ini terjadi dengan tertib di kursi dan tempat duduk masing-masing.
Tanpa ragu, para penonton yang sudah menanti dengan sabar dan tertib pun beranjak dari kursi untuk melompat mengikuti irama dan hentakan musik dari Epik High.
Saya cukup terkesima bagaimana Epik High dapat bertukar energi bersama penonton tanpa basa-basi. Terlihat bahwa bahasa utama dari grup ini adalah melalui musik dan karya yang mereka miliki.
Melalui tiga lagu yang cukup melelahkan, sang pentolan, Tablo pun akhirnya mengambil alih microphone dan memulai aktivitasnya untuk berkomunikasi dengan penonton.
Review Konser Epik High: Penampilan Epik High pada Sabtu (16/7) di The Kasablanka Hall semalam mungkin menjadi salah satu pengalaman konser unik. (Arsip Tim Epik High)
Ia begitu memuja dan membanggakan Jakarta sebagai salah satu kota favoritnya untuk memainkan set Epik High, yang mana tentu saja dibalas dengan sorakan penonton yang terus menggema.
Percakapan Tablo ini disusul lagu berikutnya yang cukup ikonis, Face ID serta Rosario, yang bikin penonton berjingkrak. Tanpa ampun, Mithra Jin sebagai penyelia beat dan musik latar Epik High langsung menyambungnya dengan In Self-defense serta Burj Khalifa.
\”Jakarta menjadi kota terakhir di rangkaian konser kami untuk bagian ini. Tapi itu karena kami menyimpan yang terbaik untuk menjadi yang terakhir!,\” teriak Tablo lantang yang dijemput teriakan penonton yang makin menjadi.
\”Tidak apa-apa, duduk saja, tenang. Kadang-kadang kalian memang butuh duduk kok di tengah konser kayak gini. Karena setelah ini kami akan semakin menguras energi kalian di malam ini!,\” celetuk Tablo tegas yang disambut oleh beat menghentak.
Hit Super Rare dan Eternal Sunshine pun dimainkan dan seakan menjadi pelepas rindu para penonton untuk menyaksikan Epik High. Mereka tak lagi ragu untuk sing-along dan berjingkrak di tempat masing-masing.
Dengan ruang gerak yang begitu terbatas, hampir semua penonton memilih berdiri di atas kursi masing-masing dan menikmati momen yang telah lama mereka nanti itu. Mereka tak lelah untuk mengikuti padatnya set lagu dari Epik High yang semakin menguras energi.
Dilansir dari : cnnindonesia.com