Baskara Putra atau lebih dikenal dengan moniker Hindia, melanjutkan perjalanannya menuju album kedua dengan merilis single \”Masalah Masa Depan\”. Di single ini, Hindia menumpahkan kekhawatirannya tentang hal-hal yang mungkin terjadi di masa depan.
“Lagu ini tentang keputusasaan menghadapi berbagai permasalahan makro yang akan datang, seperti kenaikan harga, degradasi lingkungan, dan seterusnya,” kata Hindia dalam siaran pers.
“Jadi, ini perihal tekanan yang gue dapatkan secara makro sebagai bagian dari generasi gue dalam melihat dan merespon apa yang sedang terjadi di dunia ini,” sambungnya.
Kalau didengar sekilas, lagu ini terkesan ringan dengan irama ala musik disko. Tapi, jika didengar dengan seksama, ada kecemasan tentang hidup di masa depan yang mungkin bukan cuma dirasakan oleh Hindia saja, tapi juga oleh banyak orang di generasi ini, termasuk kita.
Kecemasan itu salah satunya tertuang dalam bait; “Lawan resesi modalku hanya pas-pasan/ Lawan emisi pun aku hanya figuran/ Tak cukup penting ‘tuk bikin perubahan/ Nasibku tak karuan, tidak digenggam tangan.”
Hindia menjelaskan, kalau di album kedua ini (Lagipula Hidup akan Berakhir), ia lebih banyak menyajikan berbagai keresahan dari beragam sudut pandang. Pendekatan ini berbeda dengan album pertamanya (Menari dengan Bayangan), dimana ia lebih banyak melihat ke dalam dirinya.
\”\’Masalah Masa Depan’ cocok karena merangkum album ini dalam berbicara mengenai berbagai hal yang sifatnya lebih umum dan terjadi ke semua orang.”
Pada 3 Maret lalu, Hindia telah lebih dulu melepas single \”Janji Palsu\” yang juga merupakan bagian dari album kedua. Berbeda dengan \”Masalah Masa Depan\”, \”Janji Palsu\” punya karakter yang lebih mengarah ke musik rock, mirip dengan bebunyian Baskara di .Feast.
“Komentar yang sering saya dapat adalah ‘Janji Palsu’ mirip dengan bebunyian .Feast, ada yang senang dengan itu,\” kata Hindia.
\”Lumayan senang ‘Janji Palsu’ diterima dengan baik oleh banyak orang, karena banyak juga yang kurang suka album pertama, tapi menyukai ‘Janji Palsu’,” imbuhnya.
Kontrasnya warna musik \”Janji Palsu\” dengan \”Masalah Masa Depan\” seolah memberikan gambaran bahwa album Lagipula Hidup akan Berakhir akan menjadi karya yang eklektik dan penuh kejutan.
“Gue selalu gunakan lagu-lagu Hindia itu sebagai proses untuk gue mengenal diri dan mengetahui apa yang gue mau, apa yang gue enggak mau, apa yang gue butuh, atau apa yang enggak gue butuh,\” tuturnya.
“Kalau ada manfaatnya buat orang lain dalam bentuk apa pun, itu adalah bonus.”
Dilansir dari Medcom.id