Menyuarakan kritik dan protes keras terhadap penguasa menjadi salah satu pendekatan yang kerap dikaryakan musisi dalam sebuah lagu.
Di Indonesia, lagu-lagu yang mengandung protes tak akan berhenti bergulir seiring dengan situasi sosial dan politik yang sedang terjadi.
Berikut adalah deretan lagu Indonesia yang suarakan protes dan kritik keras yang ditujukan untuk rezim.
1. Robot Bernyawa – Swami
Terlepas dari kegeniusan musik yang dihasilkan oleh Iwan Fals, Sawung Jabo, Jockie Surjoprajogo, Innisisri, serta Naniel dan Nanoe, Swami menjadi kumpulan orang-orang \”edan\” yang berani untuk menyuakan keresahan rakyat dengan gagah.
Robot Bernyawa tergabung dalam album Swami II yang rilis pada 1991. Lagu ini mewakili isi hati para pekerja yang tertindas di era tersebut.
Analogi \”robot bernyawa\” menjadi pilihan cerdas dari Iwan Fals cs untuk gambarkan kondisi rakyat yang hidup layaknya robot namun bernyawa dan merana.
2. Tante Sun – Bimbo
Lagu ini menjadi saksi abadi kelamnya industri musik Indonesia di era \’70-an yang tidak sebebas saat ini. Tante Sun milik Bimbo yang rilis pada 1977 ini sempat dicekal oleh pemerintah Indonesia karena gaya lirik yang menyindir para istri pejabat di era itu.
Jika menyimak keseluruhan lirik berikut musik pada Tante Sun, pendengar akan tersadar bahwa protes keras dapat dilampirkan dengan gaya musik yang santai dan terukur.
3. Dimana Merdeka – Kelompok Penerbang Roket
Judul lagu ini langsung menuju pesan untuk mempertanyakan kemerdekaan sejati bagi rakyat Indonesia.
\”Dimana mereka, mereka yang beda. Apa masih ada, yang merdeka?,\” adalah bunyi teriakan Kelompok Penerbang Roket yang dilakukan berulang kali.
Lirik tersebut merujuk pada ketidakadilan sosial yang masih kerap ditemui di berbagai lapisan sosial pada masyarakat Indonesia.
4. Gugatan Rakyat Semesta – .Feast
Lagu Gugatan Rakyat Semesta merupakan hasil gubah ulang dari .Feast untuk single mereka di masa lalu dengan judul sama.
Dengan hati-hati, .Feast menganalogikan pesan politik yang mereka tumpahkan dalam sebuah kisah dengan tokoh utama bernama Ali.
5. Mosi Tidak Percaya – Efek Rumah Kaca
Untuk urusan protes dan pesan politik yang tegas, Efek Rumah Kaca jelas tak bisa dipandang sebelah mata.
Mosi Tidak Percaya seakan menjadi anthem yang kerap dikumandangkan di berbagai demonstrasi.
Bagian refrain tersebut sekaligus mewakili keresahan rakyat secara lantang dan jelas yang ditujukan kepada pemangku kebijakan.
6. Budak – Laze
Sosok Havie Parkasya dengan nama panggungnya Laze memang dikenal lewat permainan kata dalam liriknya yang kejam dan menohok.
Lagu berjudul Budak adalah salah satu bukti tegasnya Laze dalam meramu hasil ataman sosialnya.
Dengan Budak, Laze berusaha untuk mengantar audiens kepada situasi dan kebijakan politik di Indonesia yang menurutnya, tak berpihak pada kaum pekerja.
7. Mengadili Persepsi (Bermain Tuhan) – Seringai
Mengadili Persepsi (Bermain Tuhan) adalah karya klasik milik Seringai yang tak lekang oleh waktu.
\”Mereka bermain Tuhan. Merasa benar, menjajah nalar. Dan kalau kita membiarkan saja, anak kita berikutnya. Individu, individu merdeka,\” menjadi bait yang selalu relevan dengan situasi apa pun yang terjadi di Indonesia.
Bersama lagu ini, Seringai pun turut mendukung aksi turun jalan yang dilakukan oleh ribuan mahasiswa se-Indonesia pada 23 dan 24 September 2019.
Dilansir dari: cnnindonesia.com