Korea Selatan tengah berharap-harap cemas menanti kabar untuk memainkan kapten Son Heung-min pada laga pembuka Piala Dunia Qatar 2022 melawan Uruguay pada Kamis 24 November malam WIB. Sebab hingga saat ini, Son masih cedera.
Penyerang Tottenham Hotspur itu mengalami patah tulang di sekitar mata kirinya tiga pekan lalu sehingga terpaksa berlatih sambil mengenakan topeng pelindung hitam seperti \”Zorro\”. Kemudian, Korsel diyakini butuh kekuatan penuh dalam laga nanti karena Uruguay lebih berpengalaman di Piala Dunia.
Selain itu, lawan Korsel selanjutnya di Grup H cukup berat, yakni Portugal dan Ghana. Jadi, kehadiran Son untuk menggedor lini pertahanan Uruguay sangat penting untuk memetik poin awal agar Korsel tidak terlalu berat melakoni dua pertandingan berikutnya.
\”Kami harus memeriksa dan menganalisisnya setiap hari, biarkan dia datang,\” kata pelatih Korea Selatan Paulo Bento tentang peluang Son bisa turun membela timnya menghadapi Uruguay seperti dikutip Reuters.
\”Kami masih punya waktu untuk membuat keputusan yang tepat dan terbaik bagi kami semua,\” sambungnya
Son sendiri disebutkan ingin bermain, tetapi dia tak mau mengambil risiko dari terlalu memaksakan diri yang bisa berakibat fatal terhadap masa depannya.
Di sisi lain, Uruguay tidak menghadapi masalah pelik seperti ini. Mereka justru berstatus sebagai Kuda Hitam terbaik yang diperkuat campuran pemain senior dan muda yang tengah bersinar. Semangat dari para pemain muda yang baru pertama kali tampil di Piala Dunia ini tentu bisa menguntungkan Uruguay.
Di antara darah muda Uruguay yang menjadi perhatian adalah rekrutan termahal Liverpool, Darwin Nunez. Dia diperkirakan bakal berduet dengan striker gaek Luis Suarez yang menjadi tokoh utama di balik perjalanan menawan Uruguay mencapai semifinal Piala Dunia 2010.
Nunez tiba di Qatar ketika berusia 23 tahun atau 12 tahun lebih muda ketimbang Suarez dan Edinson Cavani yang keduanya sudah empat kali tampil di Piala Dunia. Begitu pula dengan kapten dan bek tengah yang paling sering membela timnas Uruguay, Diego Godin.
Selain Nunez, masih ada 12 nama penggawa Uruguay lainnya yang baru pertama kali merasakan aura persaingan Piala Dunia. Tiga di antaranya adalah gelandang serba bisa Real Madrid Federico Valverde, gelandang Manchester United Facundo Pellistri, serta pemain tengah Tottenham Hotspur Rodrigo Bentancur.
Pelatih Diego Alonso sendiri memandang komposisi senior dan junior dalam timnya sebagai anugerah. Dia percaya Uruguay bisa kembali menjuarai Piala Dunia ini yang sudah mereka lakukan pada 1930 dan 1950. Namun, Uruguay tetap memiliki celah yang bisa dieksploitasi Korsel, khususnya di lini belakang.
Perkiraan Susunan Pemain
Korea Selatan (4-3-3): Kim Seung-gyu; Kim Moon-hwan, Kim Young-gwon, Kim Min-jae, Kim Jin-su; Jung Woo-Young, Hwang In-beom, Lee Jae-sung; Hwang Hee-chan, Son Heung-min, Hwang Ui-jo
Uruguay (4-3-3): Sergio Rochet; Guilermo Varela, Diego Godin, Jose Gimenez, Mathias Olivera; Rodrigo Bentancur, Matias Vecino, Federico Valverde; Giorgian De Arrascaeta, Luis Suarez, Darwin Nunez.
Prediksi
Begitu Son Heung-min membaik, Bento dipastikan akan memasangkannya di lini depan dalam formasi 4-3-3 bersama Hwang Hee-chan dan Hwang Ui-jo. Namun Bento masih belum bisa memastikan apakah dia bisa menurunkan sejak awal gelandang serang Lee Kang-in yang bisa menyuntikkan kreativitas dari lapangan tengah.
Lee Kang-in menjadi sangat penting karena selama ini Bento dikritik telah keluar dari filosofi menekan dan ngotot yang selama ini diperlihatkan Korea Selatan. Gaya pasif itu membuat Korsel sering kehilangan kecepatan dan minim peluang.
Situasi ini harus diubah karena Uruguay yang akan mereka hadapi ini harus diredam tidak saja oleh barisan pertahanan yang solid dan sistem penguasaan bola yang mumpuni, namun juga harus lebih sering diteror yang membuat mereka terganggu dalam merancang serangan.
Lee menjadi jaminan untuk hadirkan teror kepada Uruguay, apalagi dia sejauh ini telah mempersembahkan lima gol untu Mallorca di Liga Spanyol. Namun untuk menjaga komposisi kekuatan, ada kemungkinan Lee tidak tampil sebagai starter.
Yang pasti, menghadapi tim seagresif Uruguay, lini pertahanan yang solid adalah keniscayaan. Bento menempatkan bek Napoli Kim Min-jae sebagai pilar utama pertahanan Korea Selatan.
Kim akan berduet dengan Kim Young-gwon, dan keduanya akan diapit Kim Moon-hwan dan Kim Jin-su di kedua sayap, untuk memastikan kiper Kim Seung-gyu tidak terlalu direpotkan oleh agresi Uruguay.
Uruguay sendiri sudah pasti memasang gelandang agresif dan kreatif Federico Valverde yang tengah cemerlang bersama Real Madrid. Dia akan menjadi penguasa utama lapangan tengah bersama Matias Vecino dan Rodrigo Bentancur untuk menyokong lini serang Uruguay.
Di sepertiga terakhir lapangan itu, Uruguay akan memasang duet tua-muda Luis Suarez dan Darwin Nunez, serta satu lagi pendamping di sayap yang kemungkinan diisi oleh gelandang serang Giorgian de Arrascaeta.
Uruguay tidak begitu masalah dalam dua pertiga terakhir lapangan, karena begitu banyak stok yang bisa digunakan. Namun mereka memiliki kekhawatiran di lini pertahanan, terutama oleh kemungkinan belum bisa menurunkan bek Barcelona Ronald Araujo.
Untuk itu Uruguay akan mengandalkan kembali bek senior Diego Godin yang bakal membangun pilar kembar bersama Jose Maria Gimenez yang dalam dua Piala Dunia terakhir memang selalu bermitra. Mereka akan diapit Guilermo Varela dan Mathias Olivera di kedua sayap pertahanan Uruguay. Untuk menjaga gawang, Sergio Rochet menjadi pilihan reguler manajer timnas, Diego Alonso.
Statistik
– Sebelum laga nanti, kedua tim sudah delapan kali bertemu dengan catatan Uruguay menang enam kali, termasuk dua kali pada Piala Dunia 1990 dan 2010.
– Korsel hanya pernah menang satu kali atas Uruguay. Itu terjadi dalam pertemuan terakhir pada 2018 dalam sebuah laga persahabatan.
– Uruguay sudah 14 kali tampil di putaran final Piala Dunia, dan pernah menjadi juara pada edisi 1930 dan 1950.
– Uruguay selalu berhasil masuk fase gugur dalam tiga penampilan terakhirnya di putaran final Piala Dunia. Namun, mereka sempat tersingkir pada fase grup edisi 2006 dan sukses mencapai perempat final Piala Dunia Rusia 2018
– Korsel sedang memainkan putaran final Piala Dunia ke-11 dan selalu berpartisipasi dalam 10 penyelenggaraan sebelumnya. Namun, Korsel salalu gagal melewati fase grup dalam dua edisi terakhir.
– Penampilan terbaik Korsel dalam Piala Dunia adalah mencapai semifinal edisi 2002.
– Uruguay sudah gagal menang enam kali dari tujuh penampilan di laga pembuka Piala Dunia. Namun, mereka bisa menang sempurna tanpa kebobolan ketika melewati fase grup Piala Dunia Rusia 2018.
– Korsel tak pernah menang dalam laga pembuka pada dua edisi terakhir Piala Dunia. Selain itu, Korsel juga baru menang dua kali dari sembilan pertandingan terakhir Piala Dunia, termasuk menaklukkan Jerman yang berstatus sebagai juara bertahan pada Piala Dunia 2018.
– Korsel tak pernah memenangkan pertandingan pembukanya dalam dua edisi terakhir Piala Dunia. Selain itu, mereka juga hanya mampu menang dua kali dari sembilan pertandingan Piala Dunia terakhirnya, termasuk saat menaklukkan Jerman yang saat itu berstatus sebagai juara bertahan pada edisi 2018.
Dirilis dari : medcom.id