Jakarta: Edward Lodewijk van Halen alias Eddie van Halen meninggal dunia pada Selasa, 6 Oktober 2020 waktu setempat. Eddie meninggal setelah berjuang melawan kanker.
Nama Eddie tak hanya mewangi di Negeri Paman Sam. Sang legenda memiliki darah keturunan Indonesia. Pada November 2019, gitaris band Extreme, Nuno Bettencourt menuliskan cerita pahlawan Amerika.
Dalam tajuk The Motherland, Nuno menjabarkan sosok Guitar God atau gitaris legenda pada awal munculnya gitar elektrik yang memberi pengaruh besar terhadap musik. Dia menyebut, pahlawan AS tak selalu memiliki ‘bibit’ Amerika. Nuno tengah membicarakan ibunda Eddie Van Halen, Eugenia van Beers, perempuan Eropa-Indonesia asal Rangkasbitung.
“Wanita yang di gambar ini, saya baru saja mendarat di tanah kelahirannya. Pulau Jawa, Indonesia. Ini adalah pusat dari kekuatan Kerajaan Hindu-Buddha, Kesultanan Islam, dan pusat dari kolonial Hindia Belanda,” tulis Nuno melalui laman Facebook, Jumat, 1 November 2019.
Merujuk cerita Nuno, ayah Eddie van Halen, Jan Valen jatuh hati dengan gadis Indonesia yaitu Eugenia, ibu dari Eddie. Ketika itu, sejumlah musisi jazz Belanda datang ke Jawa untuk beraksi. Jan van Halen dikenal mahir memainkan saksofon untuk musik jazz.
Jan van Halen dan Eugenia kemudian merajut kasih. Namun kemudian, Jan van Halen harus memutuskan rumah untuk tinggal setelah Jepang melepas bom Hiroshima sebagai penanda berakhirnya perang dunia kedua.
Jan van Halen lalu memutuskan bertolak kembali ke Belanda dan membawa Eugenia. Mereka menikah lalu pindah ke Pasadena, California. Alex dan Eddie kemudian lahir. Cerita ini menarik perhatian Nuno yang kagum dengan kisah cinta dari Indonesia.
“Mengapa ini menarik perhatian saya? Karena cerita cinta ini berangkat dari Indonesia ke Belanda dan akhirnya ke Pasadena, California, dan melahirkan bagiku seorang G.O.A.T (greatest of all time, Edward Van Halen,” tulis Nuno.
Mengutip laporan TMZ, Eddie van Halen meninggal dunia di Rumah Sakit St. John di Santa Monica. Eddie van Halen meninggal dalam usia 65 tahun.