Friday, June 20, 2025
  • Login
Radio SAI 100FM
  • BERANDA
  • HIBURAN
  • MUSIK
  • FILM
  • K-POP
  • GAYA HIDUP
  • KESEHATAN
  • SOSOK
  • TEKNOLOGI
  • NEWS
  • PROFIL
  • HUBUNGI KAMI
No Result
View All Result
Radio SAI 100FM
  • BERANDA
  • HIBURAN
  • MUSIK
  • FILM
  • K-POP
  • GAYA HIDUP
  • KESEHATAN
  • SOSOK
  • TEKNOLOGI
  • NEWS
  • PROFIL
  • HUBUNGI KAMI
No Result
View All Result
Radio SAI 100FM
No Result
View All Result
Home Hiburan

Cara YouTube Mengolah Konten Musik, Hak Cipta, dan Monetisasi

adminsaibyadminsai
October 14, 2020
in Hiburan
Share on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT

Jakarta: Perkara apresiasi dan hak cipta karya masih berlanjut dalam beberapa forum diskusi. Satu di antaranya Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta mengisi diskusi publik rutin pekan ini dengan tema Menelisik Hak Cipta Musik di Era Digital.

Cover lagu kini diperbincangkan hak moral dan ekonominya terhadap pencipta lagu. Sebab, tatkala individu atau kelompok yang meng-cover lagu lebih populer dengan karya orang lain, pencipta karya tak mendapatkan hak moral dan ekonomi.

YouTube sebagai platform berbagi untuk publik kini banyak melahirkan musisi, seniman, atau kerap disebut content creator. Tak sedikit platform YouTube menjadi mata pencaharian utama karena pendapatan dengan pencapaian tertentu terbilang menjanjikan.

Perihal cover lagu, Muara Sipahutar selaku Music Content Partnerships Manager YouTube Indonesia memaparkan cara kerja YouTube mengolah konten video dan lagu. Muara mengatatakan, setidaknya 2 miliar user masuk setiap bulan termasuk musisi amatir, profesional, untuk mempromosikan musik atau brand.

Tanpa pandang bulu, YouTube sebagai leading video platform kini mewadahi kreativitas kreator. Terkhusus di bidang musik, terdapat dua roda besar yang memberikan pendapatan terhadap pihak-pihak terkait di bidang musik Indonesia, seperti iklan.

Cara YouTube Mengolah Konten Musik, Hak Cipta, dan Monetisasi
(Muara Sipahutar, Music Content Partnerships Manager YouTube Indonesia dalam diskusi publik Menelisik Hak Cipta Musik di Era Digital, Selasa, 13 Oktober 2020)

“Kalau videonya ditampilin iklan itu pasti ada duitnya dan itu revenue antara YouTube dan yang punya copyright, yang punya audio, radio, atau komposisi,” terang Muara, Selasa, 13 Oktober 2020.

Pelanggan yang melakukan subscription atau berlangganan, dalam hal ini YouTube Premium atau Music dikenakan biaya bulanan. Biaya tersebut dibagikan kepada pihak-pihak terkait produksi konten.

Peran YouTube mewadahi konten musik begitu besar. Sehingga dibutuhkan kontrol perihal hak cipta. Muara menyebut, setidaknya dalam 1 menit ada 400 jam konten yang diunggah untuk seluruh dunia di YouTube.

Untuk mendeteksi kepemilikan karya, YouTube bekerja sama dengan mitra lokal dan internasional untuk memetakan kepemilikan karya. Di Indonesia, YouTube bekerja sama dengan label.

“Contohnya kita bekerja sama dengan label untuk menentukan sound recording atau rekaman mana yang punya mereka. Kita kasih mereka tools, sistemnya, mereka masukkan semua recording, rekaman yang mereka punya 100 persen,” kata Muara.

Dalam sistem YouTube bakal terdeteksi berapa video yang menggunakan rekaman tersebut. Maka, penduplikat video itu diklaim sehingga revenue atau pendapatan dari video tersebut masuk ke label sebagai pemegang copyright.

Teknis tersebut dilihat dari sisi rekaman. Pada sisi pencipta, YouTube bermitra dengan publisher dan lembaga manajemen kolektif yang masing-masing memiliki peran mengatur copyright.

“Contohnya kalau misalnya LMK, lembaga manajemen kolektif kita bermitra dengan WAMI, Wahana Musik Indonesia, mereka memang in charge untuk mengoleksi performing rights ketika lagu itu tampil di muka umum,” kata Muara.

Publisher dalam hal ini bertanggung jawab mengatur mekanisme lagu ketika direproduksi dalam server atau tayang pada satu perangkat. Termasuk sinkronisasi lagu untuk konten visual.

Prosedur ini disebut sebagai langkah runut ketika kreator mengunggah konten di YouTube.

“Dengan adanya stakeholder-stakholder copyright ini, kita bisa istilahnya melakukan komersial dengan cara yang benar sesuai dengan peraturan-peraturan yang diakui asosiasi atau suatu negara tentang ada hak ciptanya,” kata Muara.

Pihak-pihak yang bermitra dengan YouTube menjadi detektor kepemilikan kontan pada YouTube. Muara menjelaskan, YouTube bekerja secara komersial melihat hak-hak yang dimiliki masing-masing pihak terkait.

“Kalau misalnya haknya belum dipenuhi, enggak mungkin kita akan melakukan bisnis komersial itu terus-terusan. Itu akan berbahaya dari sisi legalnya,” kata Muara.

ADVERTISEMENT

Jakarta: Perkara apresiasi dan hak cipta karya masih berlanjut dalam beberapa forum diskusi. Satu di antaranya Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta mengisi diskusi publik rutin pekan ini dengan tema Menelisik Hak Cipta Musik di Era Digital.

Cover lagu kini diperbincangkan hak moral dan ekonominya terhadap pencipta lagu. Sebab, tatkala individu atau kelompok yang meng-cover lagu lebih populer dengan karya orang lain, pencipta karya tak mendapatkan hak moral dan ekonomi.

YouTube sebagai platform berbagi untuk publik kini banyak melahirkan musisi, seniman, atau kerap disebut content creator. Tak sedikit platform YouTube menjadi mata pencaharian utama karena pendapatan dengan pencapaian tertentu terbilang menjanjikan.

Perihal cover lagu, Muara Sipahutar selaku Music Content Partnerships Manager YouTube Indonesia memaparkan cara kerja YouTube mengolah konten video dan lagu. Muara mengatatakan, setidaknya 2 miliar user masuk setiap bulan termasuk musisi amatir, profesional, untuk mempromosikan musik atau brand.

Tanpa pandang bulu, YouTube sebagai leading video platform kini mewadahi kreativitas kreator. Terkhusus di bidang musik, terdapat dua roda besar yang memberikan pendapatan terhadap pihak-pihak terkait di bidang musik Indonesia, seperti iklan.

Cara YouTube Mengolah Konten Musik, Hak Cipta, dan Monetisasi
(Muara Sipahutar, Music Content Partnerships Manager YouTube Indonesia dalam diskusi publik Menelisik Hak Cipta Musik di Era Digital, Selasa, 13 Oktober 2020)

“Kalau videonya ditampilin iklan itu pasti ada duitnya dan itu revenue antara YouTube dan yang punya copyright, yang punya audio, radio, atau komposisi,” terang Muara, Selasa, 13 Oktober 2020.

Pelanggan yang melakukan subscription atau berlangganan, dalam hal ini YouTube Premium atau Music dikenakan biaya bulanan. Biaya tersebut dibagikan kepada pihak-pihak terkait produksi konten.

Peran YouTube mewadahi konten musik begitu besar. Sehingga dibutuhkan kontrol perihal hak cipta. Muara menyebut, setidaknya dalam 1 menit ada 400 jam konten yang diunggah untuk seluruh dunia di YouTube.

Untuk mendeteksi kepemilikan karya, YouTube bekerja sama dengan mitra lokal dan internasional untuk memetakan kepemilikan karya. Di Indonesia, YouTube bekerja sama dengan label.

“Contohnya kita bekerja sama dengan label untuk menentukan sound recording atau rekaman mana yang punya mereka. Kita kasih mereka tools, sistemnya, mereka masukkan semua recording, rekaman yang mereka punya 100 persen,” kata Muara.

Dalam sistem YouTube bakal terdeteksi berapa video yang menggunakan rekaman tersebut. Maka, penduplikat video itu diklaim sehingga revenue atau pendapatan dari video tersebut masuk ke label sebagai pemegang copyright.

Teknis tersebut dilihat dari sisi rekaman. Pada sisi pencipta, YouTube bermitra dengan publisher dan lembaga manajemen kolektif yang masing-masing memiliki peran mengatur copyright.

“Contohnya kalau misalnya LMK, lembaga manajemen kolektif kita bermitra dengan WAMI, Wahana Musik Indonesia, mereka memang in charge untuk mengoleksi performing rights ketika lagu itu tampil di muka umum,” kata Muara.

Publisher dalam hal ini bertanggung jawab mengatur mekanisme lagu ketika direproduksi dalam server atau tayang pada satu perangkat. Termasuk sinkronisasi lagu untuk konten visual.

Prosedur ini disebut sebagai langkah runut ketika kreator mengunggah konten di YouTube.

“Dengan adanya stakeholder-stakholder copyright ini, kita bisa istilahnya melakukan komersial dengan cara yang benar sesuai dengan peraturan-peraturan yang diakui asosiasi atau suatu negara tentang ada hak ciptanya,” kata Muara.

Pihak-pihak yang bermitra dengan YouTube menjadi detektor kepemilikan kontan pada YouTube. Muara menjelaskan, YouTube bekerja secara komersial melihat hak-hak yang dimiliki masing-masing pihak terkait.

“Kalau misalnya haknya belum dipenuhi, enggak mungkin kita akan melakukan bisnis komersial itu terus-terusan. Itu akan berbahaya dari sisi legalnya,” kata Muara.

Jakarta: Perkara apresiasi dan hak cipta karya masih berlanjut dalam beberapa forum diskusi. Satu di antaranya Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta mengisi diskusi publik rutin pekan ini dengan tema Menelisik Hak Cipta Musik di Era Digital.

Cover lagu kini diperbincangkan hak moral dan ekonominya terhadap pencipta lagu. Sebab, tatkala individu atau kelompok yang meng-cover lagu lebih populer dengan karya orang lain, pencipta karya tak mendapatkan hak moral dan ekonomi.

YouTube sebagai platform berbagi untuk publik kini banyak melahirkan musisi, seniman, atau kerap disebut content creator. Tak sedikit platform YouTube menjadi mata pencaharian utama karena pendapatan dengan pencapaian tertentu terbilang menjanjikan.

Perihal cover lagu, Muara Sipahutar selaku Music Content Partnerships Manager YouTube Indonesia memaparkan cara kerja YouTube mengolah konten video dan lagu. Muara mengatatakan, setidaknya 2 miliar user masuk setiap bulan termasuk musisi amatir, profesional, untuk mempromosikan musik atau brand.

Tanpa pandang bulu, YouTube sebagai leading video platform kini mewadahi kreativitas kreator. Terkhusus di bidang musik, terdapat dua roda besar yang memberikan pendapatan terhadap pihak-pihak terkait di bidang musik Indonesia, seperti iklan.

Cara YouTube Mengolah Konten Musik, Hak Cipta, dan Monetisasi
(Muara Sipahutar, Music Content Partnerships Manager YouTube Indonesia dalam diskusi publik Menelisik Hak Cipta Musik di Era Digital, Selasa, 13 Oktober 2020)

“Kalau videonya ditampilin iklan itu pasti ada duitnya dan itu revenue antara YouTube dan yang punya copyright, yang punya audio, radio, atau komposisi,” terang Muara, Selasa, 13 Oktober 2020.

Pelanggan yang melakukan subscription atau berlangganan, dalam hal ini YouTube Premium atau Music dikenakan biaya bulanan. Biaya tersebut dibagikan kepada pihak-pihak terkait produksi konten.

Peran YouTube mewadahi konten musik begitu besar. Sehingga dibutuhkan kontrol perihal hak cipta. Muara menyebut, setidaknya dalam 1 menit ada 400 jam konten yang diunggah untuk seluruh dunia di YouTube.

Untuk mendeteksi kepemilikan karya, YouTube bekerja sama dengan mitra lokal dan internasional untuk memetakan kepemilikan karya. Di Indonesia, YouTube bekerja sama dengan label.

“Contohnya kita bekerja sama dengan label untuk menentukan sound recording atau rekaman mana yang punya mereka. Kita kasih mereka tools, sistemnya, mereka masukkan semua recording, rekaman yang mereka punya 100 persen,” kata Muara.

Dalam sistem YouTube bakal terdeteksi berapa video yang menggunakan rekaman tersebut. Maka, penduplikat video itu diklaim sehingga revenue atau pendapatan dari video tersebut masuk ke label sebagai pemegang copyright.

Teknis tersebut dilihat dari sisi rekaman. Pada sisi pencipta, YouTube bermitra dengan publisher dan lembaga manajemen kolektif yang masing-masing memiliki peran mengatur copyright.

“Contohnya kalau misalnya LMK, lembaga manajemen kolektif kita bermitra dengan WAMI, Wahana Musik Indonesia, mereka memang in charge untuk mengoleksi performing rights ketika lagu itu tampil di muka umum,” kata Muara.

Publisher dalam hal ini bertanggung jawab mengatur mekanisme lagu ketika direproduksi dalam server atau tayang pada satu perangkat. Termasuk sinkronisasi lagu untuk konten visual.

Prosedur ini disebut sebagai langkah runut ketika kreator mengunggah konten di YouTube.

“Dengan adanya stakeholder-stakholder copyright ini, kita bisa istilahnya melakukan komersial dengan cara yang benar sesuai dengan peraturan-peraturan yang diakui asosiasi atau suatu negara tentang ada hak ciptanya,” kata Muara.

Pihak-pihak yang bermitra dengan YouTube menjadi detektor kepemilikan kontan pada YouTube. Muara menjelaskan, YouTube bekerja secara komersial melihat hak-hak yang dimiliki masing-masing pihak terkait.

“Kalau misalnya haknya belum dipenuhi, enggak mungkin kita akan melakukan bisnis komersial itu terus-terusan. Itu akan berbahaya dari sisi legalnya,” kata Muara.

ADVERTISEMENT

Jakarta: Perkara apresiasi dan hak cipta karya masih berlanjut dalam beberapa forum diskusi. Satu di antaranya Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta mengisi diskusi publik rutin pekan ini dengan tema Menelisik Hak Cipta Musik di Era Digital.

Cover lagu kini diperbincangkan hak moral dan ekonominya terhadap pencipta lagu. Sebab, tatkala individu atau kelompok yang meng-cover lagu lebih populer dengan karya orang lain, pencipta karya tak mendapatkan hak moral dan ekonomi.

YouTube sebagai platform berbagi untuk publik kini banyak melahirkan musisi, seniman, atau kerap disebut content creator. Tak sedikit platform YouTube menjadi mata pencaharian utama karena pendapatan dengan pencapaian tertentu terbilang menjanjikan.

Perihal cover lagu, Muara Sipahutar selaku Music Content Partnerships Manager YouTube Indonesia memaparkan cara kerja YouTube mengolah konten video dan lagu. Muara mengatatakan, setidaknya 2 miliar user masuk setiap bulan termasuk musisi amatir, profesional, untuk mempromosikan musik atau brand.

Tanpa pandang bulu, YouTube sebagai leading video platform kini mewadahi kreativitas kreator. Terkhusus di bidang musik, terdapat dua roda besar yang memberikan pendapatan terhadap pihak-pihak terkait di bidang musik Indonesia, seperti iklan.

Cara YouTube Mengolah Konten Musik, Hak Cipta, dan Monetisasi
(Muara Sipahutar, Music Content Partnerships Manager YouTube Indonesia dalam diskusi publik Menelisik Hak Cipta Musik di Era Digital, Selasa, 13 Oktober 2020)

“Kalau videonya ditampilin iklan itu pasti ada duitnya dan itu revenue antara YouTube dan yang punya copyright, yang punya audio, radio, atau komposisi,” terang Muara, Selasa, 13 Oktober 2020.

Pelanggan yang melakukan subscription atau berlangganan, dalam hal ini YouTube Premium atau Music dikenakan biaya bulanan. Biaya tersebut dibagikan kepada pihak-pihak terkait produksi konten.

Peran YouTube mewadahi konten musik begitu besar. Sehingga dibutuhkan kontrol perihal hak cipta. Muara menyebut, setidaknya dalam 1 menit ada 400 jam konten yang diunggah untuk seluruh dunia di YouTube.

Untuk mendeteksi kepemilikan karya, YouTube bekerja sama dengan mitra lokal dan internasional untuk memetakan kepemilikan karya. Di Indonesia, YouTube bekerja sama dengan label.

“Contohnya kita bekerja sama dengan label untuk menentukan sound recording atau rekaman mana yang punya mereka. Kita kasih mereka tools, sistemnya, mereka masukkan semua recording, rekaman yang mereka punya 100 persen,” kata Muara.

Dalam sistem YouTube bakal terdeteksi berapa video yang menggunakan rekaman tersebut. Maka, penduplikat video itu diklaim sehingga revenue atau pendapatan dari video tersebut masuk ke label sebagai pemegang copyright.

Teknis tersebut dilihat dari sisi rekaman. Pada sisi pencipta, YouTube bermitra dengan publisher dan lembaga manajemen kolektif yang masing-masing memiliki peran mengatur copyright.

“Contohnya kalau misalnya LMK, lembaga manajemen kolektif kita bermitra dengan WAMI, Wahana Musik Indonesia, mereka memang in charge untuk mengoleksi performing rights ketika lagu itu tampil di muka umum,” kata Muara.

Publisher dalam hal ini bertanggung jawab mengatur mekanisme lagu ketika direproduksi dalam server atau tayang pada satu perangkat. Termasuk sinkronisasi lagu untuk konten visual.

Prosedur ini disebut sebagai langkah runut ketika kreator mengunggah konten di YouTube.

“Dengan adanya stakeholder-stakholder copyright ini, kita bisa istilahnya melakukan komersial dengan cara yang benar sesuai dengan peraturan-peraturan yang diakui asosiasi atau suatu negara tentang ada hak ciptanya,” kata Muara.

Pihak-pihak yang bermitra dengan YouTube menjadi detektor kepemilikan kontan pada YouTube. Muara menjelaskan, YouTube bekerja secara komersial melihat hak-hak yang dimiliki masing-masing pihak terkait.

“Kalau misalnya haknya belum dipenuhi, enggak mungkin kita akan melakukan bisnis komersial itu terus-terusan. Itu akan berbahaya dari sisi legalnya,” kata Muara.

Tags: kontenkreatorYoutube
Previous Post

Perjalanan Karier Shawn Mendes Ditampilkan dalam Dokumenter In Wonder

Next Post

Jisoo Ungkap ‘Anggota Kelima’ Blackpink

Next Post

Jisoo Ungkap 'Anggota Kelima' Blackpink

Pernyataan Mengejutkan Park Seo Joon Jadi Cameo di Record of Youth

NonaRia akan Gelar Konser Tribute untuk Ismail Marzuki

YouTube jadi Ladang Pendapatan Utama Musisi Indonesia selama Pandemi Covid-19

Rahasia Sukses Blackpink

  • Beranda
  • Hubungi Kami
  • NEWS
  • Privacy Policy
  • Profil
  • Radio SAI
  • Stream

© 2023 - SAI100FM.ID

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • HIBURAN
  • MUSIK
  • FILM
  • K-POP
  • GAYA HIDUP
  • KESEHATAN
  • SOSOK
  • TEKNOLOGI
  • NEWS
  • PROFIL
  • HUBUNGI KAMI

© 2023 - SAI100FM.ID

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
gucci run parade unisex shoes 2 dior b23 high top sneakerdo0444466 chanel womens sneakers shoes 5cm balenciaga x adidas speed trainers black for women1034 chanel clogo womens sandals new arrivals 7 gucci chunky heel tassel shoes fendi signature brown for women ff 8r8136ae7tf1c4r5891 chanel c logo womes slide 3 chanel vintages c logo womens sandals 8 5cm 2 dior b23 high top sneakerdo0325217 valentino slingback womens shoes 6cm 4 louis vuitton waterfront mule white lvsd045 250413571 valentino mens shoes 2 balenciaga black gold oval bb mule sandal for women chanel suede loafer womens shoes gucci gg tpu womens boots 3 dior b27 low top sneakerdo0621040 valentino garavani ballet shoes 6 gucci womens rhyton leather sneakers louis vuitton womens lv trainer sneaker green for women lv 1aagxf2433 chanel tpu c logo women shoes 2 dior b23 low top sneakerdo0298766 alexander mcqueen sneaker unisex 14 gucci jordaan brown embroidered leather loafer gl0794410 dior walkndior sneakerdo1203907 gucci gg tpu sneakers unisex shoes 9 gucci ace pro unisex shoes 3 chanel leather slingback shoes 6 5cm 5 prada embroidered fabric slides black for women 04in10mm prd5802 valentino mens shoes vlogo new collection 2022 6 dior b27 low top in reddo1383489 valentino mens shoes vlogo new collection 2022 10 hermes oran slide sandals in malachite epsom calfskin hmsd0758186 fendi nubuck faster violet for women4048 chanel wool slipper sandals 9 gucci jordaan brown embroidered leather loafer gl0794410 chanel womens chanel velcro sneaker white and black for women9016 chanel leather lambskin lace up boots 2 baleciaga bulldozer lace up unisex ankle boots 2 burberry black kingdom print sneakersbbr0304058 dior dway slide ds0096075 gucci cloth supreme womens boots 10 5cm 2 chanel c logo oxfords womens shoes 4 balenciaga furry slide sandal allover logo white for women7686 gucci unisex gg sneaker 9 christian louboutin condora maison shoes gucci gene rubber ankle boots 3 valentino garavani stuf sabot slipper unisex 4 givenchy sneakers mens shoes 2 gucci womens running shoes 2023 3