Jakarta: Bioskop Indonesia mulai berhenti beroperasi sejak akhir Maret lalu untuk mengantisipasi penyebaran masif Covid-19. Terkait nasib para pekerja bioskop, Ketua Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin menyebut ada kebijakan khusus.
“Kalau benar-benar tanggal 29 (Juli) buka, seminggu sebelum itu kita rekrut, apakah mau buka seluruh layar? Atau separuh? Kalau separuh disesuaikan saja yang direkrut separuh, bekerja kembali,” kata Djonny saat berbincang dengan Medcom.id, Jumat, 17 Juli 2020.
Selama bioskop tutup, beberapa petugas masih bekerja untuk merawat fasilitas bioskop. Selain itu, diserahkan kepada kebijakan masing-masing pemilik bioskop.
“Saya enggak bisa jawab penuh karena setiap sistem strategi manajemen bioskop berbeda. Kalau di saya, saya punya bioskop dia outsourcing, kalau sudah habis, habis, lihat saja dulu, nanti kita panggil lagi, kecuali yang saya katakan petugas-petugas khusus, itu tetap normal (bekerja),” terang Djonny.
GPBSI menunda jadwal pembukaan bioskop di Jakarta yang semula tertanggal 29 Juli 2020. Hal ini disadari karena penyebaran Covid-19 yang kian masif dan belum kondusif. Pemprov DKI pun memutuskan menunda pembukaan tampat hiburan dalam ruangan, termasuk bioskop.
“Kita dalam kondisi seperti ini faktor ekonomi perlu, faktor keselamatan perlu, itu kan berpacu kita yang mana, kalau saya ikutin yang keselamatan dulu, pemerintah juga sudah kerja keras banget sampai korban segala macam, perawat-perawat, dokter-dokter, tega kita mau menari di kesusahan orang, enggak bagus,” kata Djonny.