Pada zaman dulu, para kaisar Tiongkok mempunyai kekuasaan yang sangat besar. Semua titah “putra-putra Surgawi” ini wajib dilaksanakan. Jika nggak, siap-siap saja nyawa melayang.
Kekuasaan absolut memang bisa bikin siapa pun gila kuasa. Seperti apa tingkah gila kaisar Tiongkok tersebut?
1. Kaisar Zhou dan Danau Arak
Sadar berada di tampuk kepemimpinan negeri besar membuat Kaisar Zhou nggak menyia-nyiakannya. Dia pun pengin menikmatinya dengan cara yang luar biasa. Caranya, dengan memberi perintah pembangunan Kolam Arak dan Hutan Daging. Wow!
Danau ini cukup luas untuk dikelilingi dengan sampan. Lalu, di tengah danau berisi arak ini, sebuah pulau kecil dibangun. Nah, pada sejumlah cabang di pohon itu bergelantungan aneka jenis daging panggang. Jadi, dengan begitu raja dan para selirnya bisa bertamasya dengan mengarungi danau arak, meminumnya langsung dari sampan, kemudian mampir ke pulau daging panggang.
Keborosan ini membuatnya dibenci rakyat. Pemberontakan akhirnya terjadi. Sang raja yang nggak pengin dimakzulkan pun memilih mangkat dengan membakar diri. Danau arak tersebut dihancurkan dan penerusnya melarang arak di seluruh kerajaannya.
2. Kambing Penentu Selir Kaisar Wu
Sudah bukan rahasia jika seorang kaisar bisa saja memiliki ratusan, bahkan ribuan selir. Kaisar Wu dari dinasti Jin, misalnya, punya 10.000 selir. Dengan jumlah sebanyak itu, tentu sulit untuk membagi waktu. Maka, muncullah ide “brilian” Kaisar Wu. Dia menggunakan kambing.
Jadi, Kaisar akan naik pedati yang ditarik kambing-kambing. Kalau kambing berhenti di depan salah satu selir, kaisar bakal menghabiskan malam dengan selir tersebut. Kaisar yang satu ini memang hobi mengoleksi perempuan cantik sebagai selir.
Dia sangat rajin menambah selir walau nggak semua bisa dia temui. Para selir ini sebagian merupakan para putri pengikutnya. Selain itu, dia juga mengambil perempuan yang dijumpainya dalam perjalanan. Bahkan, seseorang nggak boleh menikah kalau kaisar belum selesai memilih selir. Jika dilanggar, penjara hukumannya.
3. Kaisar Xuanzong dan 40.000 Selir
Kalau berdasar tradisi, pada masa Xuanzong, para kaisar bakal membebaskan selir-selir setelah tampuk pemerintahan berakhir. Keberadaan para selir memang cuma sementara, karena raja mereka bisa sewaktu-waktu dilucuti atau bahkan dibunuh.
Nah, sayangnya, Kaisar Xuanzong panjang umur dan berkuasa selama 44 tahun. Otomatis, jumlah selirnya terus bertambah dan membengkak hingga 40.000 orang. Kaisar memang nggak punya waktu bermesraan dengan semua selirnya, tapi tetap saja terus menambah selir.
Gilanya lagi, dia pernah memaksa putranya bercerai dan menjadikan mantan menantu itu sebagai selirnya. Padahal, kala itu usia kaisar sudah 60 tahun.
4. Kaisar Houfei Memanah Pusar Jenderal
Karena masih kekanak-kanakan, Kaisar Houfei bersikap semaunya. Maklum, dia naik tahta ketika berusia 9 tahun. Jadi, ceritanya, kaisar muda ini kesal karena melihat jendral Xiao Daocheng, tidur tanpa busana. Melihat perut jendral tambun yang bulat itu, Houfei kaget. Timbullah niat untuk bermain-main.
Dia menempelkan sasaran bidik di perut sang jenderal dan hendak menggunakannya untuk latihan memanah. Tadinya, dia pengin memakai panah sungguhan, namun akhirnya mau menggunakan panah tumpul setelah dibujuk. Jika sang jenderal tetap hidup, kaisar boleh menjadikan perutnya sasaran panah setiap hari.
Diperlakukan seperti itu, Jenderal Xiao pun dendam. Dia mengirim orang ke kamar Houfei ketika sang kaisar sedang tidur dan memenggal kepalanya. Jendral Xiao kemudian mengambil alih kekuasaan menggantikan kaisar yang berkuasa selama 5 tahun ini.
5. Kaisar Jing dan Permainan Papan
Menjadi kaisar berarti harus selalu menang; dalam hal apa pun termasuk bermain. Pernah suatu ketika Kaisar Jing kalah dalam permainan papan (Liubo) dan lepas kendali. Dia melempar papan Liubo yang sangat berat ini ke lawan mainnya sampai tewas.
Tindakan ini berbuntut panjang. Lawan main kaisar Jing adalah seorang pangeran sekaligus penerus takhta Kekaisaran Wu. Marah putranya tewas dengan mengenaskan, Kaisar Wu kemudian menyatukan 7 kerajaan dan memberontak melawan Jing. Tapi hebatnya, Kaisar Jing yang pemarah ini berhasil meredam pemberontakan tersebut.
6. Kaisar Wenxuan dan Tata Rias Wajah
Pada awal kekuasaan, Kaisar Wenxuan sangat baik mengurus pemerintahan. Tapi kemudian dia mulai nggak peduli dan hanya mabuk-mabukan. Dia bahkan sampai kehilangan kendali diri.
Ketika mabuk, dia akan membuka semua pakaiannya, memakai riasan wajah, dan mengelilingi kamar-kamar. Dia bahkan tetap melakukan itu ketika musim dingin. Kegilaan yang paling parah adalah dia asal membunuh orang ketika mabuk.
Pernah suatu ketika dia bertanya kepada seorang perempuan yang lewat, \”Seperti apakah Putra Surgawi itu?\”
Perempuan itu menjawab, \”Terlalu gila sehingga dia tidak pantas disebut Putra Surgawi\”. Jelas jawaban itu membuatnya marah. Perempuan itupun dipenggal. Peristiwa yang berulang terjadi ini membuat orang-orang di istana resah. Mereka kemudian membawa para terpidana mati biar orang nggak bersalah nggak jadi korban kegilaannya.
7. Kaisar Zhengde dan Permainan Dongeng Anak
Menjadi kaisar pada usia 13 tahun membuat Kaisar Zhengde masih belum puas menikmati masa kecilnya. Dia masih suka bermain sandiwara ala dongeng. Karena sudah menjadi kaisar, dia meminta semua menteri ikut bermain.
Bagi kaisar, ini merupakan tugas kenegaraan. Kalau nggak mau ikut main berarti harus dipecat. Jadi, dengan terpaksa para menteri ini mengikuti perintah. Mereka harus menggunakan pakaian rakyat jelata dan mendatangi toko-toko.
Saking niatnya, sang kaisar juga mendirikan bangunan dengan 200 kamar yang diberi nama Kuartet Macan Tutul. Tempat itu berada bersebelahan dengan kebun binatang kerajaan. Kemudian dia mengajak teman-temannya minum bersama dan berburu hewan-hewan di kebun binatang, seolah-olah itu hutan.
Kaisar juga pernah mengatakan kepada rakyatnya bahwa dia mempunyai tiruan identik bernama Jenderal Zhu Shou. Dia sering memberikan pesan kepada rakyat agar disampaikan kepada sang Jenderal. Setelah memberikan pesan, kaisar masuk dan berganti baju. Dia memerintahkan semua orang memanggilnya Zhu Shou ketika keluar lagi nanti.
Bawahan kaisar harus menceritakan ulang perintah yang telah diberikan. Ketika mendengarnya, “jenderal” itu pura-pura kaget. Zhengde meninggal dalam keadaan mabuk pada usia 29 tahun. Ketika itu, dia terjatuh dari perahu dan tenggelam.