Miss Universe 2022, R\’Bonney Nola Gabriel baru saja menyambangi Indonesia . Ia mengunjungi Desa Adat Sade di Desa Rambutan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk keperluan syuting sebuah produk minuman. Hal itu diketahui dari beberapa unggahan di akun Instagram miliknya dan laman Pageant Circle.
\”Ini jadi pengalaman yang menyenangkan bisa berada dan menjalani syuting di Desa Sade, Lombok. Saya akan selalu mengingat memakai kain tenun bersama para gadis manis ini dan menlihat proses pembuatan kain tenun ini,\” tulis Miss Universe 2022 ini dalam keterangan unggahannya pada 11 Februari 2023.
Dalam salah satu foto unggahannya, ia terlihat mengenakan atasan dan bawahan kain tenun khas Lombok. Gabriel juga menggunakan hiasan kepala khas Lombok dengan sanggul modern. Ia melengkapi penampilannya dengan mengenakan anting model subeng dari brand lokal Tulola dan bros keemasan.
R’Bonney Gabriel pun berfoto dengan gadis-gadis setempat yang sama-sama memakai kain tenun. Dalam foto lainnya di Desa Sade Lombok, Gabriel bertemu perajin tenun. Ia tampil elegan dengan busana putih dan mengikat ekor kuda rambutnya.
Ia terlihat sangat menikmati keindahan daerah tersebut. Dalam salah satu foto, Gabriel memamerkan pemandangan indah dengan memakai tank top hitam dan riasan minimalis.
Sebelumnya, saat tiba di Lombok ia terlihat mengenakan crop top cokelat, celana denim dan aksesori kalung mutiara, sedangkan rambut panjang hitamnya dibiarkan tergerai. Unggahan R\’Bonney Gabriel selama di Lombok mendapat banyak pujian dari warganet. Tak sedikit yang berharap Bonney bisa mengenakan kebaya di ajang Puteri Indonesia yang mendadak diputus kontrak lisensinya oleh organsasi Miss Universe.
\”Queen, we Indonesians really want you to wear kebaya on the final night of Puteri Indonesia 2023, but now it\’s just wishful thinking. (Ratu, kami orang Indonesia sangat ingin Anda mengenakan kebaya di malam final Puteri Indonesia 2023, tapi sekarang hanya harapan saja),\” komentar seorang warganet.
\”Mbak Bonney sebagai seorang fashion disainer semoga memiliki keinginan untuk bisa memperkenalkan kain tenun Lombok dan menjadi sebuah karyamu yang indah,\” komentar seorang warganet. \”Terimakasih mbak Rbonney atas sikap rendah hati anda selama di Indonesia, saya mengagumi personality anda. 🙏❤,\” komentar warganet lainnya.
Sementara itu, masyarakat di Desa Sade masih memegang teguh adat dan tradisi Sasak tempo dulu. Hal ini bisa dilihat dari bangunan rumah di sini, yaitu rumah khas yang disebut Bale Tani.
Suku Sasak percaya ada aturan-aturan yang harus dipatuhi untuk membangun rumah, seperti kapan waktu yang tepat untuk mendirikan rumah. Kalau aturan tersebut dilanggar, diyakini akan ada petaka saat rumah tersebut mulai ditempati.
Melansir kanal Hot Liputan6.com, 24 November 2022, Bale Tani terbuat dari kayu dengan dinding dari anyaman bambu. Atapnya terbuat dari daun rumbia atau daun alang-alang yang dikeringkan. Uniknya lagi, lantainya dibuat dari campuran tanah, getah pohon serta abu jerami yang diolesi kotoran kerbau.
Dilansir dari: liputan6.com