Disney Indonesia berkolaborasi dengan kreator lokal terbaik untuk menghadirkan exhibition dari film Black Panther: Wakanda Forever berupa Imagispace dan Ladies on Wall. Mereka membuat karya seni dengan teknologi interaktif atau karya seni mural yang terinspirasi dari Black Panther: Wakanda Forever.
Karya dari Imagispace adalah menggabungkan antara hidden world Wakanda dengan negeri bawah laut, Talokan. Di dalamnya, terdapat ruang imersif yang bernama \”Into the Depth\” yang terbuat dari visual 3D dan menggunakan sensor baik pada dinding ataupun lantainya. Serta, terdapat ruangan yang terinspirasi dari Shuri Lab, di mana ini menggunakan hologram dan sensor. Tujuannya adalah agar pengunjung bisa ikut merasakan seperti berada di negeri Talokan atau Wakanda.
Sementara, dalam karya seni mural dari Ladies on Wall terdapat gambar tokoh-tokoh dari film tersebut yang digambarkan langsung di dinding. Terdapat alfabet khas Wakanda yang artinya berkaitan dengan pahlawan, di mana sebentar lagi akan memperingati Hari Pahlawan.
Ada juga gambar yang mencirikan gerakan khas Wakanda, yaitu tangan menyilang di depan dada. Hal ini ia buat dengan tujuan agar masyarakat yang melihatnya, pikirannya akan langsung tertuju pada Wakanda.
Kedua kreator lokal itu mengaku ada tantangan yang dimiliki olehnya dan tim saat proses pengerjaan karya seni mereka.
Mervi Sumali dari Imagispace mengatakan bahwa tantangan terbesarnya adalah waktu. Lantaran waktu yang dimiliki untuk sampai ke hari acara itu pendek, namun instalasi harus cepat dipasang.
“Yang terbesar adalah waktu, karena waktunya tuh super pendek dan instalasinya juga harus cepat dipasang jadi tantangan terbesar kami bagaimana caranya menginspirasi dan teman-teman tahu kalau ini terinspirasi dari Namor, atlantis world-nya mereka,” kata Mervi dalam Konferensi Pers di Sheraton Hotel.
Ia juga menuturkan kalau teknologi yang digunakan juga berasal dari luar negeri sehingga membutuhkan sedikit waktu. “Dan bagaimana menggabungkan teknologi yang kami mesti beli dan mesti bawa dari luar negeri karena di Indonesia nggak ada,” ujar Mervi.
Tantangan yang dihadapi oleh tim Ladies on Wall pun merupakan hal yang sama yaitu waktu. Lantaran timnya kebanyakan diisi oleh orang-orang yang masih kuliah dan bekerja, jadi hanya bisa dikerjakan pada malam hari.
“Mungkin waktu juga kali ya, karena kami mayoritas masih kuliah dan bekerja, jadi bisanya dikerjakan di malam hari,” kata Annisa Nur Ratnasari.
Selain itu, karena pengerjaan karya seni milik Ladies on Wall ini di ruang publik alias jalanan, banyak interaksi yang hadir antara mereka dan masyarakat. Ia mengaku melakukannya dengan menyenangkan karena ada respons-respons dari masyarakat sekitar.
“Ada interaksi-interaksi gitu sama publik yang mungkin lebih ke seru kali ya jadi kaya respons masyarakat langsung. Tapi so far lancar,” ujar Annisa.
Untuk teknis pengerjaan gambar di dinding, Annisa mengatakan bahwa tidak ada kesulitan selain waktunya tadi. Karena ia dan tim sudah terbiasa menggambar langsung di jalanan, sehingga tidak ada kesulitan khusus.
“Pengerjaan tiga orang, teknis pengerjaannya tidak ada kesulitan karena sudah sering gambar di on the spot,” tutur Annisa.
Untuk informasi, Imagispace “Hidden Worlds: Interactive Exhibition” dibuka mulai dari 5 sampai 27 November 2022 di Mall of Indonesia, Kelapa Gading, Jakarta. Karya oleh kreator lokal ini dapat dinikmati secara gratis, tanpa dipungut biaya sepeser pun.
Sementara, untuk seni karya mural milik Ladies on Wall dapat dilihat oleh publik di Cove Batavia PIK, Jakarta Utara hingga 4 Desember 2022.
Dilansir dari: medcom.id