Film Kadet 1947 garapan rumah produksi Temata kembali syuting sejak pertengahan September di wilayah Yogyakarta. Film yang terinspirasi dari kisah kadet (calon pilot angkatan udara) itu digarap lebih dari 300 orang tim produksi termasuk para aktor. Produser Kadet 1947 Celerina Judisari berbagi cerita di balik layar.
“Semua kegiatan syuting kita berjalan dengan lancar. Tantangan pasti ada, apalagi buat film perang gini, prosesnya cukup heavy. Sebagian besar syutingnya di outdoor, ya tanah lapang, hutan, sungai, belum lagi cuaca intens dari siang sampai malam. Tapi teman-teman semuanya enjoy dan excited. Karena kita syuting di daerah yang cukup terpencil, jadi kalo break kita bikin hiburan sendiri, main games atau jamming bareng. Kebersamaan ini bikin chemistry para aktor makin kuat saat on shoot, apalagi kalau mereka sudah on costume dan make-up, jadi kelihatan seperti kadet beneran,” papar Celerina.
Selain pengambilan gambar yang menantang, film Kadet 1947 juga totalitas dalam menyajikan visual yang apik. Skala produksinya pun cukup besar, dengan membuat Pangkalan Udara Maguwo dan hanggarnya (asal usul Bandara Adisutjipto yang pernah menjadi sekolah penerbangan untuk kadet), juga pemukiman warga bernuansa era 40-an. Set ini dibangun di Landasan Udara Gading TNI AU di Gunung Kidul, Yogyakarta.
Celerina menambahkan syuting ini menggunakan sembilan replika pesawat tempur yang dirakit sendiri. “Ini replika-replika pesawat tempur tim kita yang bikin sendiri dengan didampingi Dinas Penerangan TNI AU, salah satunya ada model pesawat Cureng yang dipakai di peristiwa aslinya. Nanti eksekusinya akan dikombinasikan dengan teknik CGI untuk menampilkan adegan serangan udara.
Jadi biar pas nonton semakin berasa ambience-nya,” ungkapnya. Tidak hanya mengangkat peristiwa yang jarang dibahas di buku sejarah, film Kadet 1947 juga mengulas sisi lain anak muda di tahun 40-an. “Cerita perjuangan kan sudah banyak, tapi kisah persahabatan yang dikemas ke dalam drama heroik terhadap peristiwa bersejarah tuh masih jarang diceritakan, apalagi peristiwanya serangan udara. Makanya, kita angkat sisi ini supaya ada ‘bumbu penyedap’ dan penonton bisa relate sama karakternya,” kata Celerina.
Kevin Julio pemeran Kadet Mulyono menceritakan pengalaman syutingnya. “Seru banget. Ini pengalaman menarik buat gue. Butuh persiapan mental dan fisik yang kuat karena di sini kita latihan fisik dan di-coaching langsung sama TNI AU, mulai dari cara bersikap, cara jalan, sampai teknik menerbangkan pesawat. Terus dari sisi karakter, gue harus mendalami sisi psikologisnya juga. Gimana sih perasaannya jadi anak muda yang hidup di masa perang? Di satu sisi mereka punya cita-cita mulia, tapi di sisi lain mereka kaya anak muda pada umumnya aja, punya jiwa nekat dan masalah sehari-hari,” ujar Kevin. Sementara itu, menurut Wafda Saifan, pemeran Kadet Sutardjo, penggarapan set yang matang jadi salah satu daya tarik utama film ini.
“Gambarin situasi puluhan tahun lalu itu kan sulit ya, apalagi untuk setting medan perang. Banyak detail yang harus dipikirin. Nanti penonton bisa lihat penampakan pesawat tempur warisan Jepang di zaman itu yang sederhana dan vintage banget tapi bisa jadi kendaraan para kadet buat perang melawan Belanda. Ini salah satu experience yang gue rasa layak ditunggu masyarakat,” kata Wafda. Setelah tertunda sejak Maret, film yang disutradarai Rahabi Mandra dan Aldo Swastia ini akhirnya mampu mematangkan persiapan, mulai dari tes kesehatan bagi seluruh kru dan perizinan dari pemerintah setempat.
Produser Film Kadet 1947 Tesadesrada Ryza mengungkapkan perjalanan proses syuting yang harus dilanjutkan di situasi pandemi covid-19, “Awalnya pasti khawatir (syuting) di tengah pandemi soalnya hambatannya banyak banget. Tapi, ujung-ujungnya semua bisa dilewati, karena nilai-nilai perjuangan, heroisme, dan persahabatan di film ini juga kita adopsikan di proses syuting kita, jadi ya kita berharap film ini bisa menjadi semangat dan karya yang hangat buat masyarakat”.
Film Kadet 1947 adalah film drama berlatar belakang sejarah yang terinspirasi dari peristiwa serangan udara pertama Indonesia ke tentara Belanda yang menduduki wilayah-wilayah di Indonesia pada saat Agresi Militer Belanda I pada 1947. Aksi ini dilakukan oleh para kadet (calon siswa TNI Angkatan Udara) yang memiliki semangat untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia saat itu.