Wednesday, December 24, 2025
  • Login
Radio SAI 100FM
  • BERANDA
  • HIBURAN
  • MUSIK
  • FILM
  • K-POP
  • GAYA HIDUP
  • KESEHATAN
  • SOSOK
  • TEKNOLOGI
  • NEWS
  • PROFIL
  • HUBUNGI KAMI
No Result
View All Result
Radio SAI 100FM
  • BERANDA
  • HIBURAN
  • MUSIK
  • FILM
  • K-POP
  • GAYA HIDUP
  • KESEHATAN
  • SOSOK
  • TEKNOLOGI
  • NEWS
  • PROFIL
  • HUBUNGI KAMI
No Result
View All Result
Radio SAI 100FM
No Result
View All Result
Home Breaking News

Ramai Fenomena ‘Ngemis Online’ di TikTok, Sosiolog Angkat Bicara

adminsaibyadminsai
January 19, 2023
in Breaking News
Share on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT

Dalam beberapa video bahkan live dilakukan dalam rentang waktu berjam-jam, dari siang hingga malam hari, sampai-sampai tubuh emak-emak yang tersaji dalam bingkai smartphone tampak menggigil kedinginan. Ironisnya, aksi nekat emak-emak mandi ini disebut-sebut karena permintaan anaknya.

Raut wajah dari emak-emak yang mencitrakan penderitaan membuat para penonton iba dan memberikan gift mawar, kacamata, unta, dan masih banyak lagi. Gift yang dikumpulkan ini bisa ditukar dengan uang atau saldo digital.

Melihat maraknya fenomena ngemis online ini, sosiolog Dr. Bayu A. Yulianto, mengatakan bahwa ini bisa mencederai nilai-nilai kemanusiaan dan bahkan merusak mental anak muda.

Bayu menjelaskan, sejatinya fenomena ngemis online seperti ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, di beberapa negara lain juga terjadi fenomena yang sama. Mereka yang melakukannya biasanya mendapatkan uang dengan jumlah fantastis.

Ada banyak faktor yang melatarbelakangi orang-orang ini rela melakukan pertunjukkan yang mengesampingkan norma-norma kemanisaan. Bukan hanya kemiskinan, bisa jadi orang-orang tersebut memang hanya ingin menjadikan kegiatan tersebut sebagai mata pencaharian atau mendapatkan uang dengan cara instan.

Ironisnya, menjual rasa simpati dan kemiskinan memang menjadi cara jitu untuk mendapat perhatian orang Indonesia. Bayu menyebut, orang Indonesia itu memiliki rasa empati yang sangat besar. Ini terlihat dari bagaimana cara kita merespons suatu kejadian, seperti bencana.

“Kalau ada orang kesusahan atau kesulitan, itu bisa mereka kasih sumbangan, seperti dalam kejadian bencana segala macam. Nah netizen Indonesia itu luar biasa kontribusinya untuk bisa menyumbang seperti itu,” kata Bayu.

Rasa empati yang luar biasa ini kemudian dimanfaatkan oleh mereka yang melihat itu sebagai peluang mata pencaharian. Orang-orang ini memeras empati netizen supaya mendapatkan simpati sehingga membuat orang rela memberikan sesuatu, dalam hal sumbangan berupa gift. Ironisnya media sosial memfasilitasi hal tersebut.

Bisa rusak mental anak muda

Bayu menilai, jika dibiarkan fenomena “ngemis online” bisa berdampak buruk. Artinya, orang bisa berlomba-lomba untuk menampilkan tontonan, video, atau kreasi yang semakin aneh dan melanggar norma-norma umum di masyarakat, termasuk melanggar nilai-nilai kemanusiaan.

Selain itu, jika generasi muda dicekoki dengan tontonan seperti itu, tidak menutup kemungkinan mereka akan melakukan cara yang sama untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah. Ini membuat “ngemis online” semakin marak. Yang paling marah, ini bisa merusak mental generasi muda.

“Mental generasi muda kita bisa dirusak dengan fenomena seperti. Karena mereka melihat, dengan cara-cara seperti itu gampang sekali mendapatkan uang, sehingga mereka berpikir untuk tidak usah kerja yang serius. Cukup bikin tontonan yang seperti itu kemudian itu bisa menghasilkan uang buat mereka,” ujar Bayu.

Tidak ada sisi positif yang bisa diambil dari konten mandi lumpur yang banyak tersaji di media sosial TikTok saat ini. Salah satu cara agar fenomena “ngemis online” tidak semakin menjamur, adalah dengan tidak memberikan sumbangan kepada para pelaku.

“Kalau perlu enggak usah kasih gift atau apa segala macam, kepada mereka-mereka yang membuat konten tidak lazim, atau konten yang sifatnya negatif.

Netizen juga harus sadar bahwa mencari uang dengan mempertontonkan kemiskinan hingga mengesampingkan nilai kemanusiaan adalah cara-cara yang tidak layak.

Selanjutnya, diperlukan regulasi yang bisa mengatasi konten-konten yang merusak moral dan mental masyarakat. Bayu menyebut, konten-konten ini harus diawasi dan diberi peringatan, terutama buat mereka yang memproduksinya.

“Harus ada pengawasan juga dari pemerintah, di samping sisi netizennya. Tadi saya katakan perlu ada pencerahan, kecerdasan atau pendidikan terkait hal tersebut,” katanya.

Dilansir dari: Kumparan
ADVERTISEMENT
Tags: Ngemis OnlineSosiologtiktok
Previous Post

Lagu \”Kill Bill\” Antarkan SZA Rajai Tangga Lagu Dunia

Next Post

Ketampanan \”Ten WayV\” Mencuri Perhatian Pengunjung Paris Fashion Week

Next Post

Ketampanan \"Ten WayV\" Mencuri Perhatian Pengunjung Paris Fashion Week

Ketampanan \"Ten WayV\" Mencuri Perhatian Pengunjung Paris Fashion Week

Ketampanan \"Ten WayV\" Mencuri Perhatian Pengunjung Paris Fashion Week

Ketampanan \"Ten WayV\" Mencuri Perhatian Pengunjung Paris Fashion Week

Ketampanan \"Ten WayV\" Mencuri Perhatian Pengunjung Paris Fashion Week

  • Beranda
  • Hubungi Kami
  • NEWS
  • Privacy Policy
  • Profil
  • Radio SAI
  • rss
  • Stream

© 2023 - SAI100FM.ID

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • HIBURAN
  • MUSIK
  • FILM
  • K-POP
  • GAYA HIDUP
  • KESEHATAN
  • SOSOK
  • TEKNOLOGI
  • NEWS
  • PROFIL
  • HUBUNGI KAMI

© 2023 - SAI100FM.ID

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
topical preaching in a complex world one mistake identifying the seed the empire wars dragon gods her country realms of the underdark the sugarplum fairy affirmations for world travelers tao ii the dark box mack bound by secrets freedom s fire box set books 1 6 puppy training guide the essential handbook for beginners with the basics of dog training squared away consultations 101 flower remedies die macht des tr auml umers in darkness forged a swarm of butterflies clovermead we met in argentina foul is fair if only shoulder season couture and curses thirty minute stories nothing but the cold wind drinkin lsquo bros podcast inked the forever factor westside oracle trees on mars templar scrolls the four kings of ireland the dinosaur feather defiance traveling light island affair find her before dark the book of leadership wisdom der ruf der tagesfische und andere geschichten deutsch als fremdsprache the art of inheriting secrets stone cold mage the complete trilogy sweet home time element diary of an alcoholic housewife it ain t always the cowboy episode 2 what keeps general david petraeus up at night mile high mistress