Badan antariksa asal Amerika Serikat, NASA, baru saja menemukan sebuah planet mirip bumi. Planet tersebut menjadi planet kedua yang diperkirakan mampu menjadi rumah bagi manusia.
Mengutip Forbes, planet tersebut dinamakan planet TOI 700 e. Faktor yang membuatnya layak huni adalah ukuran yang menyerupai bumi dan waktu orbit dari bintangnya yang diperkirakan selama 28 hari.
Hal tersebut pun membuat suhu planet memiliki kemiripan dengan bumi dan mampu memiliki air. Menurut para ilmuwan, air adalah sumber kehidupan sehingga menjadi syarat utama sebuah planet agar layak huni bagi manusia.
Planet tersebut memiliki ukuran 95 persen dari ukuran bumi dan diperkirakan memiliki permukaan berbatu.
“Ini adalah salah satu dari sangat sedikit sistem dengan banyak planet kecil di zona layak huni yang kita ketahui,” tutur Postdoctoral fellow di Jet Propulsion Laboratory NASA, California Selatan, Emily Gilbert seperti dikutip dari Forbes pada Senin (16/01/2023). Ia mempresentasikan temuan tersebut pada pertemuan ke-241 American Astronomical Society di Seattle.
Sebenarnya, dalam sistem orbit yang sama, terdapat planet lainnya yang pernah ditemukan, yakni TOI 700 b dan TOI 700 c. Namun, keduanya mengorbit terlalu dekat dengan bintang pusat sehingga memiliki suhu yang sangat panas.
Planet TOI 700 b memiliki ukuran lebih kecil 10% dari bumi dan mengorbit selama 10 hari. Sementara itu, planet TOI 700 c memiliki ukuran 2.5 lipat dari bumi dan mengorbit selama 16 hari.
Sementara itu, pusat orbit dari para planet TOI 700 adalah sebuah bintang kerdil merah di konstelasi Dorado. Diperkirakan, bintang tersebut memiliki suhu lebih rendah dari matahari. Sistem tersebut pun berjarak 100 tahun cahaya dari tata surya.
Sebelum menemukan TOI 700 e, Para ilmuwan juga sempat menemukan planet ‘bumi super’ pada 2022 lalu. Dengan jarak 98 tahun cahaya, planet tersebut diklaim lebih layak huni dari para bumi.
Adapun para planet tersebut ditemukan oleh NASA dengan satelit Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS). Sistem tersebut berfungsi untuk menyurvei tata surya dan memantau kecerahan bintang.
Sebenarnya, misi TESS telah selesai pada 2020 lalu. Namun, teknologi tersebut berkembang dan kini dapat digunakan untuk mencari planet baru.
Dilansir dari: pramborsfm.com