Wilmington: Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden mendeklarasikan kemenangan di hadapan para pendukungnya di Wilmington, Delaware pada Sabtu malam, 7 November 2020. Menurutnya, kemenangan ini perwujudan dari suara-suara masyarakat AS.
“Warga di negara ini telah berbicara. Mereka telah menyuguhkan sebuah kemenangan meyakinkan. Sebuah kemenangan yang jelas,” ungkap Biden, dilansir dari laman Guardian.
Menyuarakan pidato pembuka yang disampaikan wakilnya, Kamala Harris, Biden bertekad menjadi presiden untuk semua warga AS, termasuk 70 juta yang memilih petahana Donald Trump.
“Saya bertekad menjadi seorang presiden yang tidak memecah-belah, namun menyatukan,” ucap Biden. Ia mengucapkan terima kasih kepada keluarga, termasuk sang istri tercinta, Jill, atas dukungannya selama ini.
Biden juga mengaku bangga dapat bekerja bersama Harris, perempuan pertama di posisi wapres AS. Harris, yang memiliki darah keturunan India, juga menjadi perempuan Afrika Amerika pertama yang menjadi orang nomor dua di AS.
“Jangan bilang hal seperti itu tidak mungkin terjadi di Amerika Serikat,” kata Biden, merujuk pada kesempatan bagi semua etnis untuk menjadi pemimpin di AS. Pernyataan tersebut langsung disambut meriah tepuk tangan dan suara klakson para pendukung Biden-Harris.
Dalam pidato kemenangannya, Harris mengutip ucapan tokoh hak sipil John Lewis, dengan mengatakan bahwa “demokrasi bukanlah sebuah negara.” Ia menegaskan demokrasi harus dilindungi dengan baik, dan terkadang harus ada pengorbanan dalam upaya melindunginya.
Biden dinyatakan menang oleh media-media besar AS usai meraih 20 electoral college atau suara elektoral dari Pennsylvania dan enam dari Nevada. Total suara yang diraih Biden sejauh ini 290, melampaui 270 yang dibutuhkan untuk menang dalam pilpres AS. Sementara Trump hanya mampu meraih 214 suara elektoral.
Sejauh ini Trump belum bersedia menerima kekalahan dan berkukuh dengan tudingannya bahwa ada kecurangan dalam pilpres AS.