Jakarta: Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang cukup mematikan dan berbahaya. Gejala awal yang sering kali tidak dirasakan, membuat kanker payudara sering baru diketahui setelah mencapai stadium akhir.
Padahal, jika diketahui pada stadium awal maka tingkat kesembuhan dari kanker payudara masih cukup tinggi.
“Dalam pemeriksaan deteksi dini, ada dua yaitu SADARI dan SADANIS. Kalau SADARI itu kan singkatan dari Periksa Payudara Sendiri, kalau SADANIS artinya adalah Periksa Payudara Klinis yang berarti dilakukan oleh tenaga medis,” ujar dr. Bob Andinata, SpB (K) Onk, Kepala Instalasi Deteksi Dini RS Kanker Dharmais, dalam acara Webinar Metro TV Berbagi “Love Yourself: Kenali & Pahami Deteksi Dini Kanker Payudara” pada Senin, 26 Oktober 2020.
Menurut dr. Bob, melakukan SADARI itu bisa dilakukan setiap bulan pada hari ke-7 sampai 10 dihitung dari hari pertama menstruasi bagi mereka yang masih aktif mengalami menstruasi.
“Begitu seorang wanita sudah menstruasi, misalnya pada usia remaja harus diajarin untuk mulai memeriksakan kondisi payudara mereka,” ujarnya.
“Dan bagi wanita yang sudah menopause, biasanya kita pakai tanggal lahir. Jadi misalnya tanggal lahirnya adalah tanggal 10, maka pada tanggal 10 setiap bulannya dia harus memeriksakan payudara ke dokter. Tidak harus tanggal lahir sebenarnya, bisa tanggal-tanggal tertentu tetapi yang pasti harus rutin setiap bulannya memeriksakan payudara mereka ke dokter,” ujar dr. Bob.
Menurutnya, hal itu dilakukan agar ketika ada kelainan pada payudara bisa langsung terdeteksi. “Misalnya pada bulan ini ada kelainan tidak? Dan kalau ada kelainan, bertahan lebih dari tiga bulan tidak kelainannya? Itulah mengapa selain SADARI wanita juga wajib melakukan SADANIS,” saran dr. Bob.
“Dengan begitu, dokter akan melakukan deteksi dini pada payudara. Jika ada benjolan, apakah benjolannya normal atau tidak? Atau jika memang ada tumor, bisa diketahui apakah tumornya jinak atau tidak. Dan jika memang harus ada pemeriksaan lanjutan maka bisa dilakukan secepatnya,” tutup dr. Bob.