Menteri Pertahanan Prancis Sebastien Lecornu mengecam sekuel film Black Panther: Wakanda Forever dengan tuduhan mendiskreditkan militernya alih-alih menampilkan cerita fiksi soal kerajaan di Afrika bernama Wakanda.
\”Saya sangat mengecam representasi militer kita yang palsu dan menipu ini,\” tulis Sebastien Lecornu di Twitter, menanggapi klip dari film yang diunggah oleh seorang jurnalis.
Adegan pada klip tersebut menampilkan sekelompok tentara Prancis yang diikat dibawa ke pertemuan PBB oleh pasukan khusus Wakanda. Mereka tertangkap dalam misi rahasia ke pangkalan Wakandan di Mali.
Ratu Wakanda, Ramonda, kemudian mempermalukan duta besar Prancis untuk PBB dalam forum tersebut.
Wartawan Jean Bexon, yang memposting klip Black Panther, mencatat, \”Tentara bayaran jahat Prancis yang beroperasi di Mali berpakaian seperti tentara dari Operasi Barkhane. Operasi Barkhane itu adalah sebuah misi militer Prancis di kehidupan nyata.
Prancis sangat sensitif terhadap citranya di Afrika Barat setelah junta militer di Mali dan Burkina Faso menuntut kepergian pasukan Prancis yang dikerahkan ke wilayah Sahel sejak 2013 untuk memerangi milisi jihad.
\”Saya memikirkan dan menghormati 58 prajurit Prancis yang tewas membela Mali, atas permintaannya, di hadapan kelompok teroris Islam,\” tulis Lecornu.
Kementerian pertahanan Prancis mengatakan kepada AFP, negerinya tidak menyerukan penarikan atau penyensoran saga Marvel tersebut karena sebuah karya seni.
Tetapi, tegas Kemenhan, \”tidak boleh ada revisionisme yang diizinkan tentang tindakan Prancis baru-baru ini di Mali: Kami campur tangan atas permintaan kabupaten itu sendiri untuk melawan kelompok teroris bersenjata, jauh dari kisah yang diceritakan dalam film, yaitu tentara Prancis datang untuk menjarah sumber daya alam.\”
Sementara itu, AFP mengutip beberapa orang yang dekat dengan Lecornu mendapat informasi bahwa Menhan Prancis tersebut memang \’marah melihat film itu\’.
Apalagi, Rusia terlihat membuat kemajuan dalam mengubah populasi Afrika Barat melawan Prancis dan penempatan militernya.
Mali telah meminta kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner, untuk memperkuat pasukannya begitu militer Prancis pergi. Dan, ada spekulasi bahwa Burkina mungkin mengikutinya.
Secara daring, kartun yang disebarkan akun dan influencer pro-Rusia menunjukkan Prancis mengirim kerangka manusia dan ular raksasa untuk \’menaklukkan seluruh Afrika\’. Kemudian pria kulit putih bersenjata dalam seragam tempur Wagner terlihat datang untuk menyelamatkan tentara yang membawa bendera Mali, Burkina Faso, dan Pantai Gading.
\”Kami menghadapi mesin giling yang mempermainkan persepsi masyarakat lokal yang berada dalam kesulitan eksistensial dari perang dan kelaparan,\” demikian sumber militer Prancis terkait hal tersebut pada mengakui awal bulan ini
Dilansir dari: cnnindonesia.com
