Kebanyakan orang menganggap buah sebaiknya dikonsumsi sebelum makan besar (makan nasi misalnya). Namun, sebagian lain justru menjadikan buah sebagai \’pencuci mulut\’ yang sehat jika dikonsumsi setelah makan. Lantas, manakah waktu yang tepat saat mengonsumsi buah, sebelum atau sesudah makan?
Menurut dr. Lady Dhita Alfara, M.Gizi, SpGK, dokter spesialis gizi klinik, sebenarnya dalam mengonsumsi buah, yang paling penting adalah terpenuhinya kebutuhan tubuh akan nutrisi. Kalau untuk kapan waktu yang tepat untuk mengonsumsinya, itu tidak ada masalah.
Ia menegaskan bahwa sampai saat ini belum ada penelitian yang pasti mengenai apakah mengonsumsi buah terlebih dahulu sebelum makan adalah pilihan yang tepat. “Namun memang di Indonesia, buah biasanya dikonsumsi setelah kita makan,” tutur dr. Dhita.
Dr. Dhita menjelaskan bagi mereka yang sedang menjalani program diet sebaiknya mengonsumsi buah dulu sebelum makanan berat karena buah mengandung serat sehingga bisa membuat lebih kenyang. Dengan begitu, seseorang akan mengonsumsi makanan berat dalam jumlah yang cenderung bersih.
(Konsumsi buah sebelum makan berat sangat disarankan untuk orang-orang yang sedang menjalani program diet. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
“Sebenarnya kapanpun mengonsumsi buah boleh saja karena yang terpenting adalah zat gizinya. Ketika, mengonsumsi buah kan yang diambil zat gizi yang masuk ke dalam tubuh. Makan buah sebelum atau sesudah makan tidak masalah karena yang penting kelengkapannya dan zat gizinya tercukupi,” jelas dr. Dhita.
Lebih lanjut, dr. Dhita mengatakan saat ini, sudah banyak buah atau sayuran yang dijual dalam keadaan beku. Menurutnya, hal tersebut pada dasarnya tidak menjadi masalah. Namun, tentu ada bedanya dengan yang masuh segarya.
“Misalnya, vitamin C kan mudah rusak sehingga ketika melalui proses tertentu mungkin akan berkurang. Akan tetapi, selama disimpan dengan baik, dalam keadaan tertutup, tidak terkontaminasi, dan sesuai dengan penyimpanan yang tepat itu tidak apa-apa. Ada pengurangan kandungan gizi sedikit karena pengolahan tidak apa-apa karena masih bisa dikonsumsi,” tutup dr. Dhita.
Dilansir dari: medcom.id