Dunia perawatan kulit telah berkembang selama bertahun-tahun dan ada begitu banyak produk skincare yang dapat dicoba! Mulai dari bahan aktif yang dapat menghilangkan jerawat, menyamarkan flek hitam, mencerahkan, menghaluskan, hingga produk dengan kandungan anti aging.
Namun, sayangnya tidak semua bahan atau kandungan dalam skincare dapat dipakai oleh ibu hamil. Pasalnya, ada beberapa bahan aktif yang justru dapat membahayakan dan menghambat tumbuh kembang janin.
Melansir dari HealtShots, dokter kulit selebriti Dr Jaishree Sharad mengungkapkan dalam unggahan video di Instagramnya sejumlah bahan skincare yang harus dihentikan sebulan sebelum merencanakan kehamilan.
Berikut keempat bahan yang tidak boleh dipakai oleh Bumil, seperti:
1. Retinoid
Baik retinoid topikal (krim, serum), maupun oral (isotretinoin), harus dihindari. Mereka dapat menyebabkan risiko pada janin dan harus benar-benar dihindari dengan segala cara. Ya, retinoid dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi, jadi berhati-hatilah.
2. Hidrokuinon
Ini adalah bahan yang ditemukan dalam krim pencerah kulit. Meskipun tidak ada cukup penelitian untuk membuktikan risikonya, tetap lebih baik untuk menghindarinya dengan cara apa pun. Ini dapat menyebabkan peningkatan risiko malformasi atau masalah serupa lainnya, sebagai konsekuensi dari paparannya.
(Retinoid pada krim, serum atau oral dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
3. Arbutin
Alpha arbutin juga merupakan bahan yang ditemukan dalam agen pencerah kulit. Ini adalah turunan dari hidrokuinon, yang sudah kita ketahui tidak aman selama kehamilan. Kalaupun ingin menggunakan pencerah, gunakan kojic atau asam glikolat yang dianggap lebih aman untuk ibu hamil.
4. Asam salisilat
Konsentrasi asam salisilat yang tinggi tidak aman meskipun konsentrasi yang lebih rendah ditemukan pada pencuci muka dan beberapa serum aman. Dokter menyarankan untuk menggunakan produk yang mengandung asam salisilat tidak lebih kuat dari 2 persen. Asam salisilat adalah jenis asam beta-hidroksi (BHA).
Dilansir dari: medcom.id