Jakarta: Kasus pembajakan WhatsApp bukan hal baru. Kasus peretasan siber ini dilakukan dengan cara yang mudah dan memanfaatkan kelalaian penggunanya yang memberikan kodeverifikasi atau OTP kepada pihak tidak dikenal.
Meskipun begitu, kasus ini ditanggapi oleh serius di Malaysia. Beberapa waktu lalu pemerintah setempat lewat lembaga Malaysian Communications and Multimedia Commision (MCMC) merilis peringatan bahaya dan cara pencegahannya.
Dikutip dari New Strait Times, pelaku pembajakan WhatsApp melakukan sejumlah cara untuk menipu korban agar memberikan enak angka kode verifikasi atau OTP (One Time Password) yang diterima.
Padahal kode verifikasi atau OTP ini penting sebagai akses pengguna WhatsApp login ke aplikasi saat berganti ke smartphone yang baru. Tanda bahwa WhatsApp sedang dalam percobaan dibajak dikenali dari aplikasi yang logout dengan sendiri atau menerima kode OTP tanpa diminta.
Hal tersebut menandakan bahwa pelaku sedang mencoba mengambil alih akses akun WhatsApp korban di perangkat baru dan tinggal membutuhkan OTP untuk berhasil melakukan kejahatan.
Ada beberapa modus pembajakan WhatsApp lewat pencurian kode OTP yang diumumkan:
1. Berpura-pura sebagai teman atau anggota keluarga korban dengan menggunakan nomor atau akun WhatsApp yang juga sudah jadi korban pembajakan lebih dulu
2. Berpura-pura sebagai staf resmi WhatsApp dan meminta Anda mengirimkan kembali kode OTP
3. Pelaku akan mencoba kode OTP hingga salah berkali-kali sehingga korban menerima telepon resmi dari WhatsApp yang akan memberikan nomor OTP untuk dicatat. Selanjutnya pelaku akan berpura-pura sebagai staf resmi WhatsApp untuk menanyakan OTP tadi.
Bagaimana cara mencegah menjadi korban pembajakan WhatsApp?
1. Jangan pernah memberikan memberikan kode OTP kepada siapapun termasuk anggota keluarga dan pihak yang mengaku dari pihak resmi WhatsApp.
2. Gunakan sistem keamanan atau nomor PIN dari Two-Step Verification di WhatsApp. Jadi pelaku tidak hanya membutuhkan kode OTP juga kode PIN untuk berhasil membajak WhatsApp sehingga akan lebih menyulitkan mereka.
3. Ganti nomor PIN WhatsApp secara berkala karena identitas pribadi yang bocor rentan membuat pembajak WhatsApp menebak kode PIN Anda dan jangan gunakan tanggal lahir atau nomor kontak sebagai PIN.
Dilansir dari: medcom.id