Program inkubasi milik perusahaan digital Bubu.com, Supergirls in Tech telah berjalan dan memberi ruang bagi 100 mahasiswi terpilih untuk membuat solusi berbasis teknologi guna mengatasi permasalahan pemberdayaan perempuan dan ketidaksetaraan gender selama empat bulan terakhir.
Pada akhir November lalu, Supergirls in Tech menggelar puncak acara atau Demo Day, di mana setiap kelompok atau para startup diminta memaparkan berbagai ide yang telah disiapkan kepada para juri yang terdiri dari CEO Bubu.com dan Supergirls in Tech Chairwoman, Shinta Dhanuwardoyo; National Youth Gender Activist UN Women Indonesia, Faransina Olivia Rumere; Principal Skystar Capital, Juvenco Pelupessy; dan Senior Investment Associate Skystar Capital, Andreas Dymasius.
Shinta Dhanuwardoyo menjelaskan, program inkubasi tersebut berfokus pada empat permasalahan, mencakup Education Attainment, Financial Inclusion, Career Opportunity, serta Women\’s Health & Empowerment.
Dalam Supergirls in Tech Demo Day, para startup dibagi menjadi dua virtual rooms untuk mempresentasikan ide selama 10 menit. Dari 20 kelompok yang berpartisipasi, dipilih 4 kelompok yang idenya dinilai sesuai dengan tema permasalahan.
Shinta berharap, Supergirls in Tech dapat memberi dan merealisasikan solusi untuk masalah ketidaksetaraan gender di Indonesia.
\”Siapapun yang nantinya akan menjadi pemenang, ingat bahwa menang atau kalah tidak menjadi penghambat kalian untuk bisa berkontribusi memajukan Indonesia, tapi yang terpenting adalah semangat, niat, dan komitmen kalian untuk terus memberikan impact terutama untuk para wanita di Indonesia,\” tutur Shinta.
Usai Demo Day, Supergirls in Tech pun mengumumkan empat kelompok pemenang pada 1 Desember lalu. Keempat kelompok itu adalah SAPA, Ajari, Saraya, dan One Day.
Sebagai pemenang Pilar Women\’s Health & Empowerment, SAPA yang beranggotakan Larasati Apriliana Nugroho, Mahanani Sekar Adi Prativi, dan Ardia Khairunnisa Setiawan tampil mengusung ide untuk memberi keamanan kepada pengguna dengan menggunakan tombol darurat. Pengguna kemudian akan dapat memiliki opsi untuk menghubungkan perangkat ke kerabat dekat atau ke aparat hukum.
Untuk pemenang Pilar Education Attainment, Ajari, menawarkan ide berupa aplikasi pendidikan \’next gen-education\’ yang memberi akses ke pendidikan tinggi modern sacara radikal, efektif, dan terjangkau untuk semua pelajar Indonesia. Kelompok Ajari beranggotakan Jovita Widyanti, Kezia Lumongga, Azarine Belinda, Harfa Tossa, dan Bernadeta Eka.
Pada Pilar Financial Inclusion, ada kelompok Saraya yang beranggotakan Falencia Suryanti, Pebi Rizki Yani, Fionna Puspita, Gabriele Pangaribuan, dan Gloria Mairani. Untuk membantu UMKM perempuan meningkatkan produktivitas, Saraya membuat aplikasi yang dapat digunakan kapanpun dan di manapun guna mengakses permodalan lewat berbagai layanan perbankan, bantuan pemerintah, dan badan usaha lainnya.
Terakhir, pada pilar Career Opportunity, adalah Floriane M, Anggita Alena, Helena Listriani, Alma Dhea, dan Alya Hanun dalam kelompok One Day yang mengusung ide untuk melengkapi penggunanya dengan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengeksplorasi, meneliti, dan mengembangkan karier. Sumber daya itu akan membuat pengguna dapat mendalami profesi tanpa batas, tanpa komitmen seumur hidup sebelumnya. Selain itu, perusahaan dan perekrut akan terjamin, karena pelamar telah dipersiapkan dengan baik, termasuk mengetahui apa yang diharapkan perusahaan.
Shinta Dhanuwardoyo pun menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak pendukung, seperti Raline Shah dan Mika Tambayong selaku brand ambassador Supergirls in Tech, juga kepada para mentor dan seluruh sponsor.
\”Saya ingin mengucapkan terima kasih sebanyak banyaknya kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, AVPN, ADB Venture yang merupakan partner dari Supergirls in Tech atas dukungan yang telah diberikan. Terima kasih kepada SkyStar Venture yang merupakan Incubation Partner dari program Supergirls in Tech, Hacktiv8 yang merupakan IT Development Partner dari program Supergirls in Tech, Dinda Puspitasaari yang juga merupakan Official Illustrator program Supergirls in Tech,\” kata Shinta.
Dilansir dari: cnnindonesia.com