Komitmen terhadap kontribusi ekonomi kreatif (ekraf) dan pariwisata dibuktikan oleh PT Jazz Gunung Indonesia (JGI) selama pandemi berlangsung. Tahun 2020 dan 2021 secara berturut-turut digelar Jazz Gunung Ijen dan Jazz Gunung Bromo sebagai rangkaian Jazz Gunung Series dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat.
Upaya tersebut terus dilakukan PT JGI untuk menggerakkan perekonomian sektor budaya, musik, dan pariwisata di tengah-tengah situasi pandemi yang kini menuju endemi. Saat ini kondisi sudah mulai membaik dan Jazz Gunung Series siap memberikan kontribusi di beberapa daerah lainnya selain Bromo dan Ijen (Jawa Timur), yaitu Samosir (Sumatera Utara), Gunung Burangrang (Bandung), Gunung Slamet (Semarang), dan beberapa gunung di kota lainnya yang akan dimulai pada 2023.
\”Kami yakin apa yang dilakukan Jazz Gunung berdampak pada perputaran roda pereokonomian di setiap wilayah diselenggarakannya Jazz Gunung nanti. Tahun ini penyelenggaraan Jazz Gunung Bromo akan memasuki tahun ke-14 dan tahun depan akan mulai digelar di berbagai wilayah gunung lainnya,” ujar founder PT JGI dan ketua Gerakan Pakai Masker, Sigit Pramono, dikutip siaran pers, Rabu, 6 Juli 2022.
PT JGI mengapresiasi langkah Kementerian Pariwisata yang terus mendorong industri ini terus berjalan dan bangkit kembali setelah melewati masa pandemi.
\”Jazz Gunung Bromo 2022 ini akan menjadi contoh yang baik untuk musik dan pariwisata dengan adanya beberapa Badan Otorita di beberapa wilayah Indonesia. Sukses selalu untuk Jazz Gunung Bromo 2022,\” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
Direktur BCA, Antonius Widodo menambahkan, “Rangkaian Jazz Gunung Series adalah jawaban atas bangkitnya industri ekonomi kreatif dan pariwisata karena dapat melibatkan para stakeholder di bidang seni dan budaya serta memberikan dampak sosial dan ekonomi yang nyata, untuk itu BCA senantiasa mendukung program ini sejak beberapa tahun lalu.\”
Jazz Gunung Bromo menjadi salah satu National Calendar of Event dari Kemenparekraf. Dalam kondisi pandemi, festival ini terbukti mampu beradaptasi dan memberikan dampak yang berarti bagi ekosistemnya.
Penyelenggaraan Jazz Gunung Bromo 2022 untuk memulai rangkaian Jazz Gunung Series akan menjadi bukti kebangkitan pariwisata Indonesia sekaligus kebangkitan perekonomian nasional karena mampu menggairahkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif seperti hotel, restoran, pedagang, penyewaan mobil, dan pelaku industri wisata lainnya di kawasan Probolinggo.
Seluruh rangkaian kegiatan Jazz Gunung Bromo 2021 didukung oleh BCA, Kemenparekraf, LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), Jiwa Jawa Resort Bromo, Java Banana Bromo.
Rangkaian Jazz Gunung Series akan dimulai dengan Jazz Gunung Bromo 2022 di amfiteater Jiwa Jawa Resort, Probolinggo, Jawa Timur, pada 22-23 Juli 2022. Kapasitas kembali normal, yaitu 2 ribu penonton namun tetap mematuhi prokes sesuai aturan yang berlaku.
Jazz Gunung memang memiliki spirit yang begitu mendalam untuk menyajikan musik jazz dengan warna Indonesia. Salah satu penggagasnya, almarhum Djaduk Ferianto yang menanamkan nilai tersebut.
\”Saudara saya itu bukan meninggal atau mati, bagi saya dia gugur dalam perjalanan menemukan musik Indonesia, salah satunya lewat Jazz Gunung,” ujar Butet Kartaredjasa.
Sejumlah penampil siap menghibur, yakni Blue Fire Project feat. Achmad Albar dan Ian Antono, Pusakata, Duo Weeger, Irsa Destiwi & Nesia Ardi, SweetSwingNoff, Ring of Fire Project feat. Jogja Hiphop Foundation, Andien, Gilang Ramadhan Komodo Project, Andre Dinuth, dan Aditya Ong.
Dilansir dari Medcom.id