\”Anak-anak kan suka musik, jadi tidak lagi dalam bentuk seminar, tapi lagu kebangsaan,\” kata Rektor Universitas Mataram Prof. Ir. Bambang Hari Kusumo, M.Agr.St., Ph.D dalam keterangan tertulisnya.
Musik bisa dijadikan medium penanaman nilai-nilai Pancasila untuk mendorong generasi muda Indonesia yang berkompeten dan memiliki karakter. Sehingga ketika bereaksi terhadap daya saing global selaras dengan karakter bangsa Indonesia.
\”Menanamkan nilai-nilai Pancasila dapat ditempuh melalui musik dan seni. Selanjutnya hal itu bukan termasuk baru karena dahulu pernah ada contoh bila Sunan di Indonesia menjadikan musik sebagai sarana komunikasi kepada umat dalam menanamkan nilai-nilai religius,\” kata Sari Yulianti.
Melihat itu, menanamkan nilai-nilai Pancasila tidak hanya melalui satu cara. Apa lagi sekarang sudah zaman canggih sehingga musik dapat menjadi pemersatu bangsa.
Konsep sosialisasi nilai-nilai Pancasila lewat musik ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo. Artinya, menyesuaikan dengan kedekatan anak muda dengan teknologi. Sehingga menumbuhkan kesadaran terhadap nilai-nilai Pancasila tidak terkesan seperti doktrin.
“Sejak kecil kita sudah dibuai dengan nyanyian dan pesan-pesan kebijaksanaan,\” kata Hotrun Siregar.
Menurut musisi Conrad GV, anak muda Indonesia sekarang tidak harus menjadi Jakarta ketika menitipkan pesan kebangsaan melalui lagu. Selama ada jaringan internet dapat menyalurkan pesan kebangsaan dalam lagu berdasar kearifan lokal masing-masing.
“Kita tidak lagi harus sebagai orang Jakarta, sekarang semua tempat menjadi dirinya sendiri,\” ujar Conrad GV.
Bedah Musik Kebangsaan BPIP Universitas Mataram lewat Nyanyian Rumah Indonesia, antara lain, lagu Dari Sabang Sampai Merauke, Bangun Pemudi Pemuda, Indonesia Pusaka, Sempurnaku Di Sini, Rayuan Pulau Kelapa, Indonesia Rumah Kita, Pancasila Sudah Final.