Makanan sehat menjadi tren saat pandemi berlangsung. Masyarakat berbondong-bondong untuk bisa mengonsumsi makanan yang menyehatkan.
Dokter Spesialis Gizi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) dr. Elfina Rachmi, MGizi, SpGK berbicara kiat memilih jenis makanan sehat. Ia merekomendasikan orang-orang terlebih dahulu mengetahui status gizi masing-masing, yakni melalui perhitungan indeks massa tubuh (IMT).
\”Kita cukup mengetahui berat badan dalam kg dan tinggi badan dalam meter saat ini. Kita bagi berat badan dengan tinggi badan (dalam satuan kuadrat meter). Tinggal dilihat indeks massa tubuhnya,\” tutur dr. Elfina.
Nilai IMT 23 menunjukkan tubuh masuk kategori normal. Bila lebih dari 23 maka masuk kategori berat badan berlebih atau overweight.
Kemudian jika di antara 25-29,9 maka sudah masuk obesitas derajat satu dan lebih dari 30 masuk kategori obesitas derajat dua. Semakin tinggi nilai IMT maka semakin pula meningkat risiko seseorang terkena penyakit-penyakit seperti kardiovaskuler.
Setelah mengetahui status gizi, kemudian mengetahui pemilihan jenis makanan, salah satunya tetap memasukkan karbohidrat. Khususnya yang kompleks karena mengandung serat.
Sumber karbohidrat kompleks misalnya nasi merah, nasi putih ditambah agar-agar, oatmeal, sereal, kentang dengan kulitnya tetapi pastikan bersih karena kulit bisa membantu menambah serat dan roti gandum. Asupan karbohidrat kompleks meningkatkan asupan serat dan memperlama kerja makanan di lambung sehingga tubuh tidak cepat lapar.
Selanjutnya, cukupi kebutuhan lauk hewani sebagai sumber protein yang adekuat, karena ini berkaitan dengan imunitas. Sumber protein bisa berasal dari lauk hewani seperti ikan, ayam, telur, daging sapi, serta lauk nabati misalnya tempe, tahu maupun kacang-kacangan.
\”Dengan perbandingan lebih tinggi asupan protein hewani daripada lauk nabati 2:1,\” saran dr. Elfina.
Di sisi lain, sayuran dan buah juga perlu ada dalam menu harian demi memenuhi kebutuhan serat yang sebenarnya terkandung pula di dalam karbohidrat kompleks.
Untuk makanan selingan atau camilan, dr. Elfina menyarankan orang-orang memilih buah atau cokelat, khususnya dark chocolate atau cokelat hitam, karena rendah lemak jenuh dan gula. Usahakanlah menyantap makanan selingan ini dua kali atau tiga kali dalam sehari.
\”Dengan pola seperti ini akan menghindari konsumsi snack atau camilan yang tinggi kalori, dengan membiasakan makan buah di jadwal snack,\” kata Elfina.
Dilansir dari: medcom.id