Grup musik Voice of Baceprot (VOB) kembali memeriahkan dunia musik rock Indonesia dengan album debut mereka yang berjudul Retas. Album yang dirilis pada tanggal 13 Juli 2023 ini mengisahkan perjalanan mereka dalam berkarier dari desa.
Perjalanan mereka untuk mencapai kesuksesan dengan nama VOB tidaklah mudah. Kini, mereka telah tumbuh menjadi individu yang lebih baik melalui segala rintangan yang mereka hadapi.
“Kami telah menjadi batu sekarang. Keras dan kaku karena semua doktrin dalam pikiran kami. Melalui musik dan persahabatan, kami menjadi sadar sepenuhnya bahwa mereka harus dipotong dan dihancurkan,” ucap Marsya.
Baca juga : Voice Of Baceprot Akan Gelar Konser “Retas American Tour 2023”, Ini Jadwal Lengkapnya
Tidak mengherankan bahwa mereka memberi nama album debut mereka dengan judul Retas, yang menggambarkan batuan beku yang menembus dan memotong batuan lainnya.
Album Retas terdiri dari sembilan lagu yang menggambarkan tekad kuat mereka untuk membebaskan diri dan menorehkan jalan mereka sebagai band, musisi, dan wanita mandiri.
Baca juga : Single Baru Voice of Baceprot Didapuk Media Inggris Sebagai Lagu Metal Terbaik Minggu Ini
Dalam album debut mereka, VOB bekerja sama dengan produser NTRL Coki Bollemeyer. VOB menyertakan lagu-lagu seperti “Age Oriented”, “What’s the Holy (Nobel) Today?”, “The Enemy of Earth is You”, dan beberapa lagu lain yang telah mereka rilis pada tahun 2018.
Marsya mewakili VOB dalam mengucapkan terima kasih kepada Coki atas dukungannya. Menurutnya, Coki memberikan energi dan kepercayaan diri yang besar bagi mereka.
“Kami sangat menikmati pembuatan album ini, terima kasih banyak kepada Coki. Dukungan dan apresiasinya terhadap kerja keras yang kami lakukan dalam prosesnya telah membuat perubahan besar. Itu memberi kami energi dan kepercayaan diri untuk memberikan yang terbaik,” kata Marsya.
Ketika VOB memulai karier mereka di desa, banyak orang yang memandang mereka dengan prasangka negatif. Setelah lulus sekolah, mereka memiliki sedikit pilihan untuk berkarier.
“Anda harus ingat bahwa kami berasal dari desa yang banyak memandang perempuan lebih rendah dari laki-laki. Setelah lulus SMA, kami tidak memiliki banyak pilihan. Baik bekerja di rumah atau untuk kerabat di toko serba ada. Atau menikah seseorang yang dipilih oleh orang tua kami,” kata Marsya, sang vokali, dikutip dari keterangan tertulisnya.
Meskipun demikian, ketiga anggota grup ini tidak menyerah meski pilihan mereka terbatas. Sitti menjelaskan bahwa pada awalnya mereka terdiri dari lima belas anggota pada tahun 2014, tetapi sekarang hanya tersisa tiga orang.
“Tidak heran hanya kami bertiga yang berhasil sampai sejauh ini mengingat VOB dimulai dengan 15 anggota pada tahun 2014,” tutur Sitti, sang drummer.
Widi, sebagai bassis , menyatakan bahwa album ini adalah representasi dari perjalanan kreatif VOB selama ini. Dengan album Retas, VOB berhasil menyatukan segala bagian yang terpisah.
“Kami percaya bahwa sebuah album adalah representasi klasik dari perjalanan kreatif seorang artis, sebuah portofolio hasil kreatif mereka,” kata Widi.
“Jika single yang kami rilis terasa seperti bagian terpisah dari kegelisahan kolektif kami yang terurai, maka Retas adalah perekat yang menyatukan semuanya. secara keseluruhan, seperti seutas benang yang melilit hingga menjadi sebuah karya seni yang utuh, seperti sebuah galeri tempat karya seni dipajang dengan segala kemegahannya,” lanjut Widi.