Kali ini pada 2022, Yayasan Cemara Enam bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek; serta Galeri Nasional Indonesia, akan menggelar Pameran Indonesian Women Artists #3: Infusions Into Contemporary Art. Pameran ini dikuratori oleh tiga perempuan hebat yang telah memiliki kompetensi di bidangnya dan lebih dari 25 tahun berkiprah di skena seni rupa. Mereka adalah jurnalis perempuan senior Carla Bianpoen, Ketua Yayasan Cemara Enam dan Direktur Cemara 6 Galeri – Museum Inda Citraninda Noerhadi, serta akademisi seni rupa sekaligus merupakan salah satu Kurator Galeri Nasional Indonesia Citra Smara Dewi.
Pameran Indonesian Women Artists #3: Infusions Into Contemporary Art menampilkan 32 karya yang terdiri atas seni lukis, seni patung, instalasi, new media, hingga performance. Peserta pameran ini adalah Arahmaiani (1961), Bibiana Lee (1956), Dolorosa Sinaga (1952), Dyan Anggraini (1957), Indah Arsyad (1965), Melati Suryodarmo (1969), Mella Jaarsma (1960), Nunung W. S. (1948), Sri Astari Rasjid (1953), dan Titarubi (1968). Mereka adalah 10 perempuan perupa profesional yang berusia di atas 50 tahun.
Dalam catatan kuratorial pameran disebutkan, isu tentang usia dan kreativitas membuat orang bertanya mengapa para kurator pameran ini memilih untuk menonjolkan para perupa senior. Apakah kreativitas ditentukan oleh usia? Pertanyaan ini telah menarik sebuah penelitian ilmiah selama lebih dari seabad. Kenyataannya, sebuah studi empiris mengenai isu ini pernah dipublikasikan pada tahun 1835. Ternyata benar bahwa peneliti atau psikolog yang mempelajari pencapaian kreatif dalam siklus kehidupan secara umum menemukan bahwa puncak kreativitas seseorang berada di antara usia pertengahan hingga akhir 30-an tahun atau di awal 40-an. Namun studi lanjutan menemukan bahwa puncak kreativitas seseorang sangat bervariasi dan studi lainnya menemukan bahwa puncak kreativitas tersebut bisa muncul di usia berapa pun.
“Yang luar biasanya adalah para perupa terpilih ini nyatanya terus mengalami puncak demi puncak kreativitas, dan tidak terbayang berapa puncak lagi yang akan dicapai,” kata Carla Bianpoen. Ditambahkan Inda C. Noerhadi, sepuluh perupa tersebut dipilih atas pertimbangan konsistensinya dalam berkarya dengan capaian artistik yang sangat tinggi, baik secara gagasan, konseptual, maupun kekuatan visual. “Pameran ini merupakan wujud upaya dan komitmen untuk mengangkat kontribusi perempuan perupa Indonesia dalam peta perkembangan seni rupa kontemporer Indonesia,” kata Inda.
Sementara menurut Citra Smara Dewi, pameran ini menjadi sangat penting dicatat karena selain menampilkan karya-karya perempuan perupa yang memiliki karakter sangat kuat, juga turut menyusun lini masa perkembangan seni rupa yang melibatkan peran perempuan, baik individu maupun kelompok. “Lini masa tersebut merupakan kajian yang sangat komprehensif dengan melibatkan tim khusus dari IVAA. Terdapat ruang khusus yang menampilkan hasil kajian, baik berupa video maupun arisp-arsip seperti katalog, buku, dan dokumen sezaman,” ujar Citra.
Kepala Galeri Nasional Indonesia, Pustanto mengatakan, Pameran Indonesian Women Artists #3 bukan hanya sekadar menguatkan narasi kehebatan sosok perempuan, dalam hal ini khususnya di bidang seni rupa, melainkan juga menegaskan kehebatan sosok para perupa Indonesia yang tak kalah di dunia internasional.
“Jika generasi muda memiliki impian untuk menjadi perupa hebat, maka sepuluh perempuan perupa peserta pameran ini layak untuk menjadi idola,” ujar Pustanto. “Semoga pameran ini dapat menjadi sumber inspirasi, menyemangati, dan memberikan manfaat baik bagi banyak pihak, termasuk publik yang mengapresiasi,” kata Pustanto menambahkan.
Pameran Indonesian Women Artists #3: Infusions Into Contemporary Art diagendakan dibuka secara resmi oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, S.E., M.Sc., Ph.D. Pameran akan berlangsung pada 30 Maret-24 April 2022 di Gedung A dan B Galeri Nasional Indonesia.
Sebelum berkunjung, sesuai dengan protokol kesehatan pada masa pandemi covid-19, pengunjung diwajibkan melakukan registrasi secara daring melalui laman galnas-id.com, selambatnya enam jam sebelum jadwal kunjungan. Pada laman tersebut, pengunjung juga dapat melihat jadwal, jam sesi, serta kuota kunjungan yang tersedia. Pameran berlangsung pukul 10.00-19.00 WIB setiap hari (tutup pada hari libur nasional), dengan dibagi menjadi beberapa sesi kunjungan.
Pameran ini juga dilengkapi dengan pemutaran film dokumenter tentang 10 perempuan perupa peserta pameran ini, yang didukung oleh Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Ditjenbud, Kemendikbudristek, yang ditayangkan perdana pada Selasa, 22 Maret 2022, pukul 14.00 WIB di Metro Cinema di Roosseno Plaza, serta akan ditayangkan di situs resmi Indonesiana.TV dan kanal YouTube Budaya Saya.