Jakarta: Kinerja Sigit Purnomo Syamsudiin Said alias Pasha Ungu selama menjabat sebagai Wakil Wali Kota Palu periode 2016-2021 menjadi sorotan. Warganet menyerbu Pasha setelah dirinya mengomentari instagram pribadi Giring Ganesha yang mengkritik Gubernur DKI Anies Baswedan soal banjir Jakarta.
Kejadin berawal saat Giring Ganesha mengkritik Anies Baswedan yang dinilai tidak serius mengatasi banjir. Pasha Ungu terpancing mengomentari pendapat Giring.
Pasha yang juga Ketua DPP PAN menyebut kritik Giring naif dan kerdil. “Saudaraku bro @giring yang terhormat. Saya izin komen di laman Pak Plt Ketum PSI. Judgement bro ketum terkait kapabilitas Pak Gub @aniesbaswedan yang bro anggap tidak mampu mengelola Jakarta saya kira terlalu naif dan kerdil. Mengelola Jakarta tidak semudah bro mengkritik di medsos.” tulis Pasha lewat akun instagram dia @pashaungu_vm
Pasha juga mempertanyakan kapasitas Giring dalam menilai Anies Baswedan. “Setidaknya narasi yang dibangun harusnya menenangkan tidak ‘meresahkan’ apalagi sampai ke persoalan penilaian ketidakmampuan seseorang. Bukankah bro Giring pun tidak dalam kapasitas menilai seperti itu? Apakah bro Giring sudah pernah teruji mengelola sebuah kota/daerah atau bahkan kelurahan?,”tanya dia.
Komentar Pasha soal mengelola kota justru menuai kritik warganet. Mereka menuding kinerja Pasha selama menjadi Wakil Wali Kota Palu tidak gemilang.
Akun @betafabby menyebut Pasha Ungu hanya mengepankan gaya ketimbang kinerja. “@pashaungu_vm selama bro jadi Wawali apa yang sudah bro buat untuk Kota Palu? Justru anda lebih mengutamakan fashion pejabat rasa artis.”
Akun @wisyefransisca menyebut Kota Palu tidak ada kemajuan selama Pasha memimpin. Dia menyebut Pasha tidak lulus ujian sebagai pemimpin.
“@pashaungu_vm saya terima kasih Mas sudah selesaikan tugas selama lima tahun. Tapi tugas anda di Palu enggak ada yang wah, enggak ada perubahan berarti. Saya komentar geli saja dengan kata-kaya ‘apa sudah teruji?’ Mas Pasha sudah dikasih ujian, enggak lulus di Kota Palu. Salam buat keluarga yah Mas br salam damai,” kata @wisyefransisca
Hal serupa diiungkap akun @korososatola yang menyebut cara pandang Pasha Ungu naif dan kerdil. “@pashaungu_vm apa harus jadi mantan ketua RT baru boleh mengkritik? Apa bedanya anda dengan sebutan naif dan kerdil jika itu indikatornya,” sindir dia.
Seperti diketahui, banjir Jakarta mengudang perhatian banyak pihak, termasuk politisi seperti Giring Ganesha dan Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.
Selain tidak serius mengatasi banjir, Giring menilai, Anies lepas tangan dan cenderung menyalahkan banjir kiriman dari Bogor sebagai penyebab banjir.
Giring menyayangkan Anies menghapus normalisasi sungai dan tidak juga mengerjakan naturalisasi sungai. Padahal dua program, kata Giring, bisa mengendalikan banjir Ibu Kota. Giring menyebut Anies tidak punya kapasitas mengelola Jakarta.
“Selama tiga tahun terakhir Mas Anies tidak pernah serius mengatasi banjir, selain itu Mas Anies terbukti tidak punya kapabilitas mengelola Jakarta. Naturalisasi sungai yang selalu digembar-gemborkan Mas Anies terbukti cuma konsep di atas kertas, tidak dikerjakan di lapangan sementara normalisasi sungai dihapuskan,” ucap Giring.
Giring melanjutkan, alih-alih memanfaatkan anggaran untuk mengerjakan proyek pengendalian banjir, Anies justru menghabiskan Rp560 miliar untuk membayar commitment fee penyelenggaraan Formula E yang tidak membawa manfaat bagi warga Jakarta dan sibuk dengan hal-hal yang sifatnya hanya memperindah kota.
“Anggaran Jakarta diboroskan untuk hal-hal tak perlu. Lihat saja, untuk pembayaran uang muka Formula E, mempercantik JPO, atau mengecat genting-genting rumah warga. Dari sini, Gubernur Anies terlihat tidak mampu menyusun prioritas. Kebutuhan mendesak dinomorduakan, hal-hal bersifat kosmetik justru didahulukan,” kata Giring.
Dilansir dari: medcom.id