Persidangan Amber Heard dan Johnny Depp beberapa waktu lalu menjadi sorotan publik di dunia. Dalam persidangan tersebut, Amber Heard mengaku telah dianiaya oleh Johnny Depp dan menyerahkan sejumlah bukti, termasuk rekaman suara dan foto-foto luka memar.
Namun, kini email diduga milik staff publisis Amber Heard bocor. Dalam email tersebut menyebut bahwa foto memar yang diserahkan itu merupakan hasil rekayasa atau palsu.
Tim Amber Heard diduga bermaksud memutarbalikkan fakta yang ada di dalam kasus untuk menyerang Johnny Depp agar Amber Heard memenangkan persidangan.
\”Aku mendengar rekaman suara Amber yang mengaku menyerang Johnny dan foto memarnya palsu,\” demikian tertulis dalam email yang bocor.
Dalam email tersebut juga terdapat catatan yang berisi ancaman. Hal itu ditujukan pada seorang jurnalis bernama Jessica Kraus agar tidak menerbitkan artikel yang memberatkan Amber Heard.
\”Kau dalam bahaya besar kalau merilis Bagian 4 dari cerita palsu Amber Heard. Kau tidak mau main-main dengan kami. Pikirkan keluargamu,\” tulis email tersebut.
Namun, di email berikutnya, pemilik email yang diduga tim Amber Heard tersebut akhirnya meminta maaf atas ancaman tersebut kepada sang jurnalis.
\”Aku minta maaf kepadamu dan keluargamu atas apa yang kutulis di emailku sebelumnya yang seperti mengancam kalian. Itu adalah niat bodoh. Saya tidak akan terlibat dalam hal ini lagi,\” ujarnya.
\”Begini kesepakatannya. Pada 2 Juni setelah putusan untuk mengubah narasi, Alafair dari Shane Comms menghubungi beberapa akun Heardstan (fans Amber Heard) untuk membuat Amber terlihat tidak bersalah,\” lanjut email tersebut.
Mengenai email yang bocor ini, tim Amber Heard belum sama sekali membuka suara.
Sementara itu, Johnny Depp diputus memenangkan gugatan pencemaran nama baik melawan Amber Heard. Sang aktor berhak mendapatkan ganti rugi sebesar USD $10 juta dolar atau sekitar Rp 150 miliar.
Namun, Johnny Depp juga dinyatakan mencemarkan nama baik Amber Heard dalam satu dari tiga klaim yang dilaporkan. Akibatnya sang aktor juga mengganti rugi sebesar USD $2 juta atau sekitar Rp 29 miliar.
Dilansir dari: medcom.id
