Kanker serviks masih menjadi penyakit kanker dengan jumlah penderita terbesar. Menurut data WHO pada tahun 2018, kanker serviks merupakan kasus dengan kematian yang tertinggi untuk Prevalensi Kanker pada wanita di Indonesia.
Data Globocan (Global Burden Cancer) 2020 juga menyebutkan bahwa kanker serviks memiliki kontribusi sebesar 24,5% atau sebanyak 2.261.419 kasus dari jumlah penderita kanker di dunia.
\”Angka kematian wanita di dunia cukup tinggi karena setiap 2 menit, satu wanita meninggal karena kanker serviks dan di Indonesia satu wanita meninggal setiap 1 jam,\” kata dr. I Made W. Mahayasa, Sp.OG (K) Onk, dokter spesialis kandungan konsultan onkologi dari Siloam Hospitals Mataram dalam bincang-bincang seputar kesehatan dengan tema Deteksi Dini dan Pencegahan beberapa jenis kanker.
Kanker serviks merupakan yang disebabkan karena virus umum yaitu Human Papilloma Virus (HPV). Penyebab datangnya penyakit ini pun beraneka ragam.
\”Kanker Serviks bukanlah penyakit keturunan, dan berisiko pada perilaku seksual dengan aktivitas seksual yang dilakukan di bawah usia 20 tahun, multi partner, dan kutil kelamin. Serta dapat disebabkan karena kebiasaan merokok dan imunitas rendah, serta melahirkan di usia terlalu muda,\” lanjut dr. I Made W. Mahayasa, Sp.OG (K) Onk.
Namun, menurut Mahasya, kanker leher rahim atau serviks merupakan salah satu jenis kanker yang paling dapat dicegah dan paling dapat disembuhkan dari semua jenis kanker. Asalkan diketahui pada stadium awal atau dini.
Kanker serviks yang ditemukan sejak dini kemungkinan untuk sembuhnya sangat besar. Pada tahap stadium I dan II, pengobatan kanker serviks dapat dilakukan melalui pembedahan atau operasi. Sementara, untuk kanker serviks berstadium lanjut (IIB hingga IVB), pengobatan dapat dilakukan melalui radiasi dan kemoterapi.
\”Skrining rutin menjadi hal yang sangat penting yaitu untuk pencegahan sehingga dapat diobati dan mengurangi angka kematian. Deteksi dini dapat dilakukan melalui metode Pap Smear, IVA, Kolposkopi, dan pemeriksaan HPV DNA yang tetap bisa dilakukan meskipun sudah pernah vaksinasi. Karena vaksin tidak memberikan perlindungan terhadap semua tipe HPV yang menyebabkan kanker serviks,\” jelasnya.
dilansir dari: medcom.id